REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nahdlatul Ulama menyambut baik perhatian yang diberikan korporasi bagi pendidikan Islam. NU berharap perhatian ini tidak sementara sebab peran pendidikan Islam bagi Indonesia tak bisa disangkal.
Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj menyampaikan apresiasi upaya Lazis PLN melakukan terobosan hubungan antara NU dengan PLN. Apalagi tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan umat. NU tetap berada di tengah membantu membentengi umat agar tidak ekstrim ke kiri atau ke kanan. Sehingga lulusan madrasah dan pesantren, kata Kiai Said, insyaAllah bukan ekstrimis.
Indonesia sangat terbuka dan ini membuka peluang berkembangnya pemahaman ekstrim. Pemimpin ISIS di Suriah sudah terdesak dan meminta para simpatisannya untuk menyebar ke negara masing-masing dimana Indonesia masuk di dalamnya.
Soal pendidikan, pesantren tidak pernah mendapat apa-apa dari negara. Padahal pesantren berperan dalam pendidikan bangsa. ''Para kiai kampung itu sadar atau tidak, sedang membangun karakter bangsa sehingga juga meneguhkan Indonesia. Para kiai mendamaikan. Tapi tidak pernah ada perhatian untuk mereka,'' ungkap Kiai Said mengawali kerja sama Lazis PLN dengan NU Care-LAZISNU di Kantor PBNU, Kamis (29/12).
Begitu pula para santri. Santri dikenai biaya normal saatnaik kendaraan umum, berbeda dengan pelajar umum yang mendapat potongan harga. Lulusan pesantren berilmu agama juga tidak diakui, yang diakui adalah lulusan IAIN. Padahal, tidak ada hafidz tanpa pesantren dan membangun spiritual itu dari pesantren.
''Namun demikian, pesantren bisa mandiri tanpa bantuan pemerintah,'' kata Kiai Said.
Ini kerja sama pertama bersama Lazis PLN. NU punya berbagai lembaga keumatan seperti Lembaga Dakwah, RMI (Asosiasi Pesantren NU), dan lain-lain. Kiai Said juga meminta LAZISNU pun harus gesit dan transparan.
Ketua NU Care-LAZISNU Syamsul Huda menyampaikan, kerja sama Lazis PLN dengan LAZISNU merupakan bentuk dukungan atas pendidikan Islam dan diharapkan membawa dampak serta keberkahan. Beasiswa Cahaya Pintar dari Lazis PLN sebesar Rp 1 miliar diberikan kepada 50 mahasiswa yang dibina NU.