REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Jumlah pemuda Muslim Amerika yang melakukan pengaduan melalui layanan telpon atau hotline mengalami peningkatan sebanyak 320 persen jika dibandingkan tahun lalu.
Layanan yang bernama Naseeha: Muslim Youth Helpline ini menerima sekitar 4.031 panggilan pada 2015. Namun pada tahun ini, yayasan menerima 16.910 panggilan.
Wakil Presiden Naseeha: Muslim Youth Helpline, Summayah Poonah mengatakan kenaikan ini dikarenakan adanya kecemasan dan ketegangan yang dirasakan pemuda muslim Amerika selama masa pemilihan presiden AS.
“ Selain iklim kampanye pemilu AS. Kenaikan angka ini juga disebabkan terpilihnya Trump sebagai presiden AS dan beberapa kebijakan dan retorika yang dinilai merugikan muslim,” ujar Summayah Poonah.
Naseeha: Muslim Youth Helpline pertama kali didirikan pada 2006. Angka kenaikan yang signifikan ini merupakan fenomena baru bagi organisiasi.
Menurut Poonah, layanan ini ditujukan untuk pemuda Muslim agar mereka dapat memiliki sarana untuk menyampaikan apa yang mereka rasakan. Khususnya terkait perilaku diskriminasi dan tindakan kejahatan kebencian yang diterima.
Sekitar 67 persen dari panggilan yang diterima Naseeha: Muslim Youth Helpline berasal dari luar AS, khususnya Kanada. Karena di negara ini banyak sekali retorika anti muslim yang mempengaruhi warganya.
Poonah menambahkan, akibat kenaikan angka pengaduan ini, organisasi telah merekrut 20 anggota baru . Relawan yang ada di Naseeha dilatih untuk menangani panggilan krisis dan merujuk penelponnya ke layanan kesehatan mental atau lainnya.
"Ini kita lakukan untuk mengurutkan dari kebutuhan di masyarakat karena percakapan ini tidak nyaman," katanya