Ahad 25 Dec 2016 21:11 WIB

Teladan Toleransi dari Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral

Rep: Muhyiddin/ Red: Nur Aini
Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral berdampingan di Jakarta.
Foto: Republika/Ali Said
Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral berdampingan di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Istiqlal menyediakan lahan parkir bagi umat Kristiani yang akan melakukan ibadah Misa di Gereja Ketederal Jakarta Pusat, Ahad (25/12). Hal ini dinilai menggambarkan toleransi antarumat beragama di Ibu Kota dalam bentuk tindakan.

Berdasarkan pantauan di lokasi, para jemaat gereja telah datang dari berbagai wilayah di Jakarta sejak Ahad pagi dan beberapa langsung memarkirkan kendaraannya di parkiran masjid kebanggaan warga Jakarta tersebut.

Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar mengatakan, Masjid Istiqlal dan Katedral telah melakukan hal itu setiap tahun dan sudah menjadi kebiasaan. Hal yang sama juga dilakukan pihak Katederal.

"Idul Fitri kita juga pakai halamannya Katedral. Masyarakat pakai halaman Istiqlal sudah lama sebenarnya," ujar Nasaruddin kepada Republika.co.id, Ahad (25/12).

Ia menuturkan, saling berbagi lahan parkir antara dua tempat ibadah yang berdekatan tersebut merupakan bentuk indahnya toleransi di Indonesia. "Ini sebagai bentuk toleransi kebangsaan, toleransi agama, dan toleransi kemanusiaan," ucapnya.

Menurut Nasaruddin, toleransi seharusnya tidak hanya dibicarakan di dalam seminar-seminar saja, tapi harus dituangkan dalam bentuk tindakan. "Jadi rasa kemanusiaannya itu kita wujudkan di situ. Jadi toleransi itu tidak di dalam seminar, tidak di dalam kata-kata tapi toleransi di dalam aksi," kata Nasaruddin.

Hal senada juga disampaikan Media Relation dan Humas Keuskupan Agung Gereja Katedral, Susyana Suwadie. Menurut dia, tindakan toleransi tersebut memang dilakukan setiap perayaan hari-hari besar.

"Itu setiap tahun, setiap hari besar, terutama Natal dan Paskah. Biasanya kita dipersilakan untuk memakai tempat parkir yang ada di Istiqlal untuk umat-umat yang datang merayakan perayaan Misa, karena kan tempat kita digunakan untuk penempatan tenda," ujar Susyana saat dikonfirmasi.

Susyana mengungkapkan, Masjid Istiqlal selalu berbagi lahan parkir, begitu juga dengan Katedral. Menurut dia, kerja sama tersebut merupakan bentuk toleransi yang diajarkan Ibu Kota untuk saling mendukung keyakinan masing-masing.

"Biasanya itu yang memang terjadi dan merupakan hubungan kerja sama yang sangat baik dan toleransi yang sangat baik antara Katederal dan Istiqlal," katanya.

Menurut Susyana, perayaan Natal di Katederal tahun ini dapat berlangsung hikmat dari pagi sampai sore dan umat Kristiani dapat melaksanakan ibadah Misa dengan lancar. "Sekarang hanya ada di dalam gereja, dan sekarang kemungkinan mobil sudah bisa masuk kalau sudah pukul 18.00. Ini salah bentuk toleransi yang ada, jadi saling dukung satu sama lain dengan lokasi yang berdampingan," ujarnya.

Sementara, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengapresiasi pihak Masjid Istiqlal dan Katedral yang selalu saling mendukung dalam merayakan peringatakan hari besar.

"Ini sebagai contoh yang harus dikembangkan di negeri ini bahwa toleransi sangat baik di negeri ini dan saling bahu-membahu," kata Argo.

Tidak hanya itu, menurut Argo, sikap toleransi tersebut juga telah dicontohkan oleh Pasukan Banser NU yang tahun ini kembali membantu pengamanan.

"Ini sangat membantu sekali. Tadi malam juga ada Banser NU ikut membantu pengamanan. Ini bentuk toleransi," ucap Mantan Kabid Humas Polda Jawa Timur tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement