Selasa 20 Dec 2016 06:58 WIB

Menag: Keteladanan Nabi Muhammad SAW Perlu Terus Disosialisasikan

Meneladani Rasulullah SAW.
Foto: 4shared.com
Meneladani Rasulullah SAW.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, keteladanan Nabi Muhammad SAW perlu terus disosialisasikan kepada umat Islam antara lain melalui Peringatan Maulid Nabi SAW.

"Peringatan Maulid Nabi SAW ini sesungguhnya acara rutin yang berlangsung sejak lama, yaitu sejak Presiden Soekarno, setiap tahun kita jaga tradisi yang baik ini," kata Lukman saat memberi sambutan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1438 Hijriah di Istana Negara Jakarta, Senin (19/12) malam.

Ia menyebutkan peringatan di kompleks Istana Kepresidenan tidak hanya merupakan wujud penghormatan negara atas hari besar umat Islam tetapi juga sebagai wahana menyosialisasikan keteldanan Nabi Muhammad.

"Dalam konteks keindonesiaan, urgensi peringatan ini semakin besar karena ada teladan saat perumusan Piagam Madinah yang memiliki kesamaan dalam konteks Indonesia. Masyarakat Madinah yang beragam dengan perbedaan status sosial ekonomi dapat bersatu berdasar piagam itu," katanya.

Ia menyebutkan banyak mutiara hidup dari kisah Rasullah SAW, tapi ada dua hal yang menonjol pertama ajaran kasih sayang dan kedua cinta kasih kepada sesama.

Lukman mencontohkan ketika Rasullah SAW berdakwah di Thaif ia dilempari batu. Saat itu malaikat menawarkan pembalasan kepada mereka dengan menimpakan dua gunung. "Tapi Rasullah SAW justru mendoakan agar kaumnya diberi petunjuk karena sesungguhnya mereka dalam ketidaktahuan," kata Lukman.

Sementara itu Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Maruf Amin yang menyampaikan hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW menyebutkan teladan yang diberikan Nabi Muhammad SAW adalah ketika mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat unggul.

Kiai Maruf menyebutkan dalam mengubah masyarakat ada beberapa hal yang diperhatikan pertama adalah perubahan akhlak dan mental. "Itu merupakan pondasi langkah berikutnya. Nabi di awal fokus pada perbaikan akhlaq dan mental, itu menjadi faktor penting pembentukan masyarakat unggul," katanya menjelaskan.

Menurut Maruf, langkah kedua yang dilakukan adalah menyatukan suku-suku di Madinah yang terpecah belah. Kepentingan kesukuan saat itu sangat mengemuka sehingga terjadi permusuhan berlangsung lama bahkan perang. Menurut dia, perang tidak boleh terjadi jika hanya karena perbedaan suku. Perang hanya boleh terjadi jika ada kejahatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement