Senin 19 Dec 2016 08:14 WIB

Zona Madina Dompet Dhuafa Miliki Nilai Ekonomi Tinggi

Rep: Qommarria Rostanti / Red: Agus Yulianto
suasana topping off masjid al madina di zona madina, kawasan dompet dhuafa jalan raya parung bogor
Foto: dok. dompet dhuafa
suasana topping off masjid al madina di zona madina, kawasan dompet dhuafa jalan raya parung bogor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Zona Madina Dompet Dhuafa merupakan kawasan pemberdayaan umat terpadu yang dibangun di atas tanah seluas enam hektare lebih di wilayah Jampang, Bogor, Jawa Barat. Rancangan pengembangan Zona Madina adalah melalui konsep kawasan tumbuh dan terpadu dengan landasan tata nilai Islam.

Dengan tujuan, sebesar-besarnya membangun pemberdayaan dalam arti luas meliputi pembangunan sosioekonomi, budaya, dan pengembangan nilai religi dengan keberadaan masjid sebagai pusat dari kawasan tersebut. Direktur Zona Madina Herman Budianto mengatakan, Zona Madina telah memiliki bangunan rumah sakit bebas biaya bagi dhuafa (Rumah Sehat Terpadu), Kampung Wisata Djampang, Kampung Ternak Nusantara, Kampung Silat Jampang, Kampung Inggris Jampang (Jampang English Village), Bumi Pengembangan Insani yang di dalamnya termasuk Smart Ekselensia Indonesia, Sekolah Guru Indonesia, Makmal Pendidikan, perpustakaan, dan sarana olahraga.

"Zona Madina adalah zona pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas di kawasan terpadu," ujarnya, semalam. Dalam perkembanganya, kawasan Zona Madina terdiri dari tiga program yaitu ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Selain itu kawasan Zona Madina tidak terlepas dari program sosial dakwah.

Seiring perkembangan waktu dan jaman kawasan,kata Herman, Zona Madina menjadi kawasan yang berkembang dan mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Hal tersebut tidak terlepas dari peranan Dompet Dhuafa yang telah memberdayakan masyarakat Jampang dan sekitarnya.

Dalam data yang diperoleh per 15 Desember 2016, jumlah total penerima manfaat Zona Madina terdapat 684.218 baik orang maupun layanan dengan rincian dari program kesehatan berupa Rumah Sehat Terpadu (RST) telah menerima kunjungan atau layanan hingga 268.136 dalam jangka tahun 2012 hingga 2016.

 

Sementara dari sektor lain seperti program pendidikan berupa Beastudi Indonesia dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 12.920 orang per (2003 hingga 2016), lalu Makmal pendidikan dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 109.994 orang per (2004 hingga 2016), Smart Ekselensia dengan siswa-siswa berbakatnya mempunyai jumlah penerima manfaat hingga 2.966 orang per (2004 hingga 2016), sementara itu Sekolah Guru Indonesia (SGI) mempunyai jumlah penerima manfaat sebanyak 125.675 orang per (2009 hingga 2016) dan untuk Komunitas Filantropi Pendidikan (KFP) dan alumni dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 16.349 orang per (2014 hingga 2016) sehingga subtotal penerima manfaat dari sektor program pendidikan berjumlah 267.904 orang.

Hal berbeda pada sektor ekonomi yang dikelola oleh Zona Madina dengan total jumlah penerima manfaat sebanyak 148.178 orang dengan rincian dari program Pertanian Sehat Indonesia (PSI) untuk penerima manfaat berjumlah 28.852 orang per (1996 hingga 2004). Untuk UMK dan nelayan dengan Karya Masyarakat Mandiri (KMM) mempunyai jumlah penerima manfaat 79.920 orang per (1996 hingga 2004).

Untuk bidang peternakan dengan program Kampoeng Ternak Nusantara (KTN) mempunyai penerima manfaat berjumlah 26.490 orang per (1996 hingga 2004), sementara untuk program Zona Madina seperti Jampang English Village (JEV), silat, dan ekonomi memiliki jumlah penerima manfaat sebanyak 12.916 orang per (2014 hingga 2015) sehingga subtotal penerima manfaat dari sektor ekonomi berjumlah 148.178 orang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement