Senin 19 Dec 2016 03:21 WIB

Tafsir At Tanwir Diharapkan Bangun Etos Umat

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Hazliansyah
Umat islam menunjukkan tafsir Alquran at-Tanwir saat peluncuran tafsir Alquran at-Tanwir di Kantor Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (13/12).
Foto:

"Bukan berarti dunianya ditinggalkan, bukan. Tapi yang dilarang adalah lalai kepada Allah SWT karena mengejar dunia. Ini cita-cita yang ingin disampaikan," ungkap Syamsul.

Agar tidak membingungkan masyarakat, Syamsul berpesan kepada Tim Tafsir untuk mengacu pada tafsir Kemenag karena maksud tafsirnya sama, kecuali ada perbedaan yang perlu ditegaskan. Misalnya, pada surat Al Baqarah 185. Dalam Tafsir Kemenag, bulan Ramadhan adalah bulan dimana Alquran diturunkan.

"Secara umum, Tafsir At Tanwir sama dengan tafsir Kemenag. Tapi dalam beberapa hal terdapat perbedaan. Agar jangan sampai terkesan Muhammadiyah ini beda terus, bahkan soal tafsir," kata Syamsul yang disambut tawa hadirin yang hadir dalam peluncuran Tafsir At Tanwir.

Tafsir At Tanwir sendiri hadir karena adanya kebutuhan warga Muhamamdiyah. Di Muhammadiyah upaya mentafsirkan Alquran sudah lama berjalan bahkan sebelum kemerdekaan. Ada tafsir Al Baqarah yang dibuat warga Muhammadiyah, tapi tidak ada lanjutannya.

Muhammadiyah juga pernah memiliki tafsir Hubungan Sosial Antar umat beragama pada tahun 2000an, tapi kontroversial. Tafsir At Tanwir ini upaya ke tiga Muhammadiyah.

Meski belum sepenuhnya dicapai, Syamsul mengaku ingin sekali agar Tafsir At Tanwir responsif, tidak mengutip yang sudah ada, tapi juga menjawab perkembangan persoalan umat saat ini.

Awal pekan ini, PP Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid meluncurkan Tafsir At Tanwir, meski baru Juz 1. PP Muhammadiyah menargetkan dalam tujuh tahun ke depan, 30 juz Alquran sudah rampung ditafsirkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement