REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Al Washliyah Yusnar Yusuf menilai, ada bantuan yang tidak kalah penting bagi warga Rohingya. Bantuan itu, sebut dia, merupakan sarana pendidikan yang bertujuan mencerdaskan mereka yang selama ini tertindas.
"Keinginan kita itu, Indonesia bisa mendirikan sekolah di sana, sehingga mereka bisa memiliki modal pendidikan," kata Yusnar kepada Republika, Rabu (14/12).
Yusnar menerangkan, bantuan itu terutama berupa infrastruktur terlebih dulu, sehingga memancing komunitas lain memberi sumbangan bantuan tenaga pendidik. Dia membayangkan, setidaknya infrastruktur yang dibangun Indonesia, dapat sesukses yang dilakukan di Palestina.
Yusnar menekankan, Indonesia membutuhkan satu saja pintu agar dapat dibuka pemerintah Myanmar, sehingga berbagai bantuan yang selama ini ada, bisa tersalurkan. Lewat satu pintu itu, berbagai elemen bisa datang langsung untuk memberi bantuan tanpa dihalangi seperti selama ini.
"Tapi, setidaknya yang selama ini kita (masyarakat) lakukan merupakan bentuk solidaritas sesama Muslim," ujar Yusnar.
Terkait itu, dia mengingatkan, tragedi kemanusiaan yang telah menimpa Rohingya sudah terjadi sejak 1962, dan belum ada tanda akan berhenti. Menurut Yusnar, semua pihak harus bisa memberikan tekanan lebih keras kepada Myanmar, jangan sampai dibiarkan genosida merajalela.