REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Momentum peringatan maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini seharusnya bisa dijadikan peringatan bersama untuk selalu meneladani akhlak terpuji yang diungkap dari kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW. Dalam konteks kehidupan berbangsa dewasa ini keteladanan Nabi Muhammad SAW dianggap sangat penting dalam rangka memperkuat kembali ukhuwah, persatuan serta persaudaraan anak bangsa.
Hal ini terungkap dalam dialog pagi dalam menyambut momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di lingkungan Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang, baru- baru ini. Kepala Pelayanan Dakwah dan Al Husna, RSI Sultan Agung Semarang, Ahmad Muhid SHI menegaskan, saat ini umat Islam telah ‘kehilangan’ sosok sekaligus tokoh yang bisa dijadikan teladan.
Sosok sekaligus tokoh yang dimaksud tak lain adalah Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW, dalam banyak hal mampu merepresentasikan pemimpin, umat serta penerima wahyu Allah SWT yang berakhlak mulia.
“Sehingga dalam kehidupannya, Nabi Muhammad SAW mampu membumikan ajaran Islam, memimpin umat dengan baik hingga mampu membawa Islam pada masa kejayaannya,” jelas Muhid.
Ia juga mengungkapkan, generasi saat ini tak perlu menyangsikan lagi akhlak Rasulullah SAW, meski memiliki perbedaan masa kehidupan. Karena masa Rasulullah SAW dengan era sekarang ini jauh berbeda.
Namun akhlak, sikap dan perbuatan Nabi Muhammad SAW pada masanya tersebut telah jamak dikisahkan dan dinasehatkan para kaum alim ulama, mulai dari dahulu kala hingga sekarang. “Semuanya telah menyuarakan kebaikan,” ujarnya.
Hikmah lain dari menauladani perbuatan, akhlak dan sikap Rasulullah SAW pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tak lain adalah untuk menumbuhkan dan menambah rasa cinta kepada Rasulullah SAW. “Sehingga peringatan maulid Nabi Muhammad SAW juga bisa berarti bentuk rasa cinta dan penghormatan umat Islam terhadap Rasulullah SAW,” jelasnya menambahkan.