Ahad 11 Dec 2016 18:23 WIB

Amil Zakat Adalah Profesi Mulia

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Damanhuri Zuhri
Petugas Amil Zakat sedang melayani warga yang membayar zakat (ilustrasi)
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Petugas Amil Zakat sedang melayani warga yang membayar zakat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Salah satu keberhasilan organisasi pengelola zakat (OPZ) berada pada SDM atau amil zakat. Mengingat tugasnya yang mulia, amil zakat juga butuh penguatan kompetensi.

Kepala Pusat Pengembangan Ekonomi Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Muhammad Akhyar Adnan mengatakan, masih ditemui amil zakat tidak profesional dan sekadar mendapat kerja. Mereka kurang bangga pada pekerjaannya. Padahal amil zakat adalah profesi yang disebut Alquran.

''Profesi amil zakat itu mulia. Harus dibentuk profesi amil zakat. Butuh kompetensi dengan pembekalan ilmu manajemen, keuangan, dan fiqih zakat, juga komitmen purna waktu dan profesionalisme,'' kata Akhyar dalam seminar Refleksi Zakat Nasional di Kampus UI, Depok, baru-baru ini.

Akhyar menilai, perlu ada asosiasi amil zakat sehingga para amil zakat juga bisa disertifikasi, punya kode etik, dan kelaikan upah. Amil zakat juga harusnya profesi permanen (karir) dan ada asosiasi profesi amil zakat yang menaungi.

Senior GM Zakat Collection Center Federal Teritory Islamic Council Pusat Pungutan Zakat (PPZ) Malaysia, Azrin Dato' Hj. Abdul Manan mengatakan, pelatihan SDM di PPZ dilakukan baik di sisi keahlian kasar maupun keahlian halus. Hari ini melalui manajer, para pegawai PPZ dibimbing agar mereka bisa bertugas sebaik mungkin.

''Sisi kerohanian pegawai PPZ juga dikuatkan, kerja sebagai ibadah. Kapasitas amil juga ditingkatkan agar bisa setara dengan para pemilik usaha kalau mereka harus bertemu para pemimpin perusahaan,'' kata Azrin.

Dari sekian faktor sukses PPZ, SDM adalah salah satunya. Profesi amil zakat dibuat profesional dan berketerampilan. Konsep yang dibuat PPZ adalah semua karyawan berasal dari berbagai bidang, tidak hanya ahli agama. Ilmu mereka digabungkan untuk membuka wawasan di aneka bidang.

Pun soal ilmu keuangan. Karena PPZ menarik zakat dari aneka perusahaan, maka amil zakat PPZ harus bisa membaca laporan keuangan dan paham akuntansi. Konsep beragam ini juga berlaku bagi dewan direksi. Untuk menjaga sisi syariah, PPZ tetap diawasi Majelis Agama Islam.

''Yang terpenting jadi amil adalah hati yang sehat. Karena kerja amil bukan pekerjaan rendah, amil adalah duta Islam,'' kata Azrin.

Pengurus Pusat Zakat Negeri Sembilan, Malaysia, Ust. Nor Azmi Hj Musa mengatakan, Pusat Zakat Negeri Sembilan merekrut SDM yang punya latar agama karena pengelolaan zakat berhubungan dengan hukum syariat. Tapi di luar itu, rekrutmennya sama.

Nilai kejujuran dan kehamabaan ditanamkan Pusat Zakat Negeri Sembilan kepada semua SDM. Kejujuran, kata Ust Nor Azmi, harus ada baik jujur dengan diri sendiri, organisasi, terlebih kepada Allah SWT. Pun kehambaan bahwa semua yang dilakukan karena penghambaan pada Allah SWT

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement