Jumat 09 Dec 2016 08:52 WIB
Tapak-tapak Perjalanan Ulama-Patriot KH Sholeh Iskandar

Mengenang Jendral Nasution, Laskar Hizbullah, dan Kesejatian Cinta NKRI

kroja
Foto:
Suasana peristwa Hijrah pasukan Siliwangi pada masa perang kemerdekaan.

Lepas dari dunia militer, Sholeh Iskandar menjadi aktivis Partai Masyumi. Melihat prestasi dan ketokohannya, pimpinan Masyumi Jawa Barat meminta Sholeh Iskandar untuk menjadi anggota DPRD Sementara Provinsi Jawa Barat. Namun tawaran itu ditolak oleh Sholeh Iskandar.  

Mengapa menolak? “Adapun alasannya,” tulis Sholeh Iskandar dalam suratnya kepada Pimpinan Wilayah Masyumi Jawa Barat, “sudah barang tentu mudah dicari, akan tetapi yang terpenting saya berpendapat dalam keadaan, waktu dan situasi seperti sekarang ini saya mungkin tidak dapat mempergunakan fungsi itu untuk kepentingan perjuangan kita selanjutnya.”

Tidak hanya sekali itu saja Sholeh Iskandar menolak jabatan. Menurut beberapa sumber, Presiden Sukarno pernah memintanya menjadi menteri. Lagi-lagi tawaran itu ditolak oleh Sholeh Iskandar.

Menolak jabatan formal, tidak berarti Sholeh Iskandar hanya duduk termangu sembari berpangku tangan. Tanpa jabatan formal, tapak-tapak perjalanan Sholeh Iskandar justru terlihat jelas. Di bidang pendidikan, Sholeh Iskandar mewariskan Pesantren Pertanian Darul Fallah, Ciampea, Bogor; Universitas Ibn Khaldun Bogor (UIKA); dan Pondok Pesantren Darul Muttaqien, Parung, Bogor.

Di bidang kesehatan, Sholeh Iskandar mewariskan Rumah Sakit Islam Bogor. Di bidang ekonomi syariah, Sholeh Iskandar meninggalkan jejak Bank Pembiayaan Syariah Amanah Ummah. Tentu tidak boleh dilupakan Badan Kerja Sama Pondok Pesantren (BKSPP) Jawa Barat yang didirikannya antara lain bersama KH Noer Ali, KH Abdullah Syafi’ie, KH Chaer Affandi, dan Majelis Ulama Jawa Barat; yang ditekuni hingga akhir hayatnya. BKSPP meninggalkan sejumlah fatwa dan sikap politik sebagai panduan bagi kaum Muslimin.

Dan pemerintah tidak menutup mata atas jasa Sholeh Iskandar kepada bangsa dan negara. Untuk menghargai jasa-jasanya yang besar terhadap bangsa dan negara Indonesia, dan agar menjadi teladan bagi seluruh warga negara, dengan Surat Keputusan Nomor 074/TK/1995, tertanggal 7 Agustus 1995, Presiden Soeharto menganugerahkan Bintang Jasa Nararya kepada Sholeh Iskandar. Bintang yang sama, dianugerahkan juga kepada Ketua Umum BKSPP Jawa Barat, KH Noer Ali.

Sementara Walikota Bogor R. Iswara Natanegara, dengan Surat Keputusan Nomor 620.45-166 Tahun 2001 tertanggal 23 Juli 2001, mengabadikan nama KH Sholeh Iskandar pada Jalan Raya Kedung Halang, Kecamatan Bogor Utara dan Jalan Raya Semplak, Kecamatan Bogor Barat.

Sekarang, jika melintas di Jl KH Sholeh Iskandar, kenanglah jasa ulama-patriot yang layak menjadi Pahlawan Nasional itu

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement