Senin 28 Nov 2016 15:10 WIB

Alasan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Menangis pada Milad Ke-104

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Damanhuri Zuhri
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir
Foto: Republika/ Wihdan
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Milad ke-104 tahun Muhammadiyah telah terselenggara dengan sukses di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, kemarin. Rangkaian acara yang berpusat di Stadion Gelora Bangkalan itu diikuti sekitar 55 ribu peserta.

Jumlah itu dua kali lipat dari prediksi semula. Hal itulah yang antara lain membuat terharu Ketua Umum Piminan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir. Bahkan, ia mengaku sempat menitikkan air mata ketika berdiri di atas panggung saat itu untuk memberi kata sambutan.

“Saya sebagai pimpinan merasa tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan spirit warga Muhammadiyah yang begitu luar biasa tulus dan penuh perjuangan,” kenang Haedar Nashir saat dihubungi dari Jakarta, Senin (28/11).

Dia mendapatkan kesan, puluhan ribu warga Muhammadiyah begitu bersemangat datang berduyun-duyun merayakan milad organisasi. Situasi Stadion Bangkalan begitu penuh. Bahkan, ungkap Haedar, banyak bus yang mengangkut para peserta terpaksa parkir cukup jauh dari lokasi. Sehingga, mereka harus berjalan kaki untuk sampai di Stadion.

Parade berlangsung meriah. Kelompok Tapak Suci Muhammadiyah tampil dengan mengesankan. Begitu pula halnya Hizbul Wathan (HW) serta anak-anak sekolah Muhammadiyah yang menyemarakkan jalannya acara Milad. Ada pula penyerahan Muhammadiyah Award, yang kali ini dianugerahi kepada seorang kepala SMK Mutu Gondanglegi.

“(Acara Milad) menggugah kesadaran terdalam bahwa betapa orang itu karena panggilan agama, begitu luar biasa mau berkhidmat. Ini yang membuat saya merasa kecil, merasa terharu. Betapa warga Muhammadiyah luar biasa, spirit perjuangan Islam untuk memajukan kehidupan,” jelas Haedar penuh syukur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement