REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar tahlil akbar, Kamis (24/11) malam. Tahlil dihelat untuk mendoakan para pendiri NU dan pahlawan Nasional Republik Indonesia.
Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, mengaku akan terus memperjuangkan nama Abdurrahman Wahid (Gus Dur), agar dinobatkan sebagai pahlawan nasional. Ia berpendapat, jasa-jasa Gus Dur semasa menjabat sebagai Presiden RI sudah sangat besar, terutama dalam menjaga persatuan bangsa Indonesia.
"Insya Allah, saya perjuangkan Gus Dur menjadi Pahlawan Nasional," ungkap kiai Said Aqil di Gedung PBNU, Kamis (24/11) malam.
Ia menerangkan, selama 23 bulan Gus Dur menjabat, media dan masyarakat sering menganggap perjalanannya ke begitu banyak negara sebagai plesiran. Padahal, Said Aqil menegaskan misi perjalanan itu adalah mempertahankan kesatuan Republik Indonesia, terutama ke Timur Tengah dan Eropa.
Kala itu, lanjut kiai Said Aqil, Gus Dur minta ke negara-negara Timur Tengah apabila ada gerakan di Aceh yang minta bantuan merdeka, jangan pernah dibantu.
Selain itu, Gus Dur meminta negara-negara Eropa tidak pula memberi bantuan, bila ada gerakan di Papua meminta bantuan untuk merdeka dari Indonesia. "Itu salah satu jasa Gus Dur, pemersatu NKRI," ujar Said Aqil.
Menurut Saiq Aqil, bila terwujud Gus Dur akan menjadi sejarah di Indonesia dan dunia, yang keluarganya merupakan Pahlawan Nasional, kakek, ayah dan cucu. Maka itu, ia menegaskan PBNU akan terus berusaha memperjuangkan nama Abdurrahman Wahid, agar dapat dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional.