Rabu 23 Nov 2016 13:59 WIB

Filosofi Perahu Masjid Al-Munada Darossalam Baiturrahman

Rep: mgrol84/ Red: Agung Sasongko
Masjid Agung Al-Munada Darossalam Baiturrahman, Jakarta.
Foto:
Masjid Perahu, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Al-mUnada Darossalam Baiturrahman dibangun  KH. Abdurrahman Masum di atas tanah yang diwakafkan pada tahun 1963.  Butuh empat tahun untuk pembangunan masjid tersebut.

"Nama Al-Munada Darossalam itu nama fisiknya masjid ini, sedangkan Baiturrahman nama rohaniyahnya,” kata KH. Makhmud, Ketua Umum Masjid Agung Al-Munada Darossalam Baiturrahman, kepada Republika.co.id, Senin (21/11).

KH. Makhmud adalah seorang adik dari KH. Abdurrahman Masum, mereka berdualah yang menjadi perancang masjid tersebut. Sejak kakaknya meninggal dunia, KH. Makhmud yang menggantikan posisinya menjadi ketua umum masjid tersebut.

Melihat dari depan, masjid ini memiliki bangunan berupa perahu yang menyatu dengan bagian utama masjid. Tak sekadar hiasan, bangunan perahu ini berfungsi sebagai ruang wudhu. Terdapat lima keran air di masing-masing sisi, baik untuk tempat wudhu laki-laki maupun perempuan, serta dilengkapi dengan kamar mandi.

Karena bangunan perahu inilah, banyak peziarah dan masyarakat setempat menyebut masjid ini, masjid perahu.  “Wallahualam saya tidak tahu kenapa orang-orang menyebut masjid ini dengan Masjid Perahu,” kata KH Makhmud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement