Jumat 18 Nov 2016 15:42 WIB

Populerkan Film Islami Tugas Berat

Rep: mgrol86/ Red: Agung Sasongko
Ketua MUI Shodikun (tengah) menerima surat rekomendasi dari Anak dari Buya Hamka, Buya Afif Hamka (kiri), bersama Penulis Habiburrahman El Shirazy saat acara Sarasehan Film Pendek Islami di kantor MUI, Jakarta, Kamis (17/11).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua MUI Shodikun (tengah) menerima surat rekomendasi dari Anak dari Buya Hamka, Buya Afif Hamka (kiri), bersama Penulis Habiburrahman El Shirazy saat acara Sarasehan Film Pendek Islami di kantor MUI, Jakarta, Kamis (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sineas Muslim Dani Sapawie menilai, untuk memproduksi film Islami di Indonesia terbilang berat. Faktor kekurangan sumber daya manusia yang menyadari pentingnya konten Islami jadi masalahnya.

“Bagaimana memanfaatkan industri film agar tidak merusak masyarakat, film islam membangun masyarakat yang madani adalah cita-cita yang luar biasa dan tugas yang sangat berat sebab membuat film yang baik dan benar saja cukup sulit," kata dia, Kemarin.

Selain itu, film maker islam masih sangat minim. Pun pengamat film islami juga masih sangat minim.

"Sebab SDM yang ada hanya dari lembaga-lembaga pendidikan formal yang masih kurang menyadari pentingnya nilai dan nafas keislaman dalam produksi sebuah film. Dari komunitas-komunitas pecinta film diharapkan bisa melahirkan para sineas muslim untuk meproduksi film yang baik," kata dia.

Ia menambahkan butuhnya dukungan, sarana dan kelompok untuk menghidupkan film islami demi membangun masyarakat yang madani serta dibutuhkan suport dan respon dari masyarakat untuk memotivasi para sineas-sinas Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement