REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain melalui budak, proses masuknya Islam juga melalui gelombang imigrasi. Edward E Curtis, dalam Muslims in America: A Short History (2009) menyebutkan, dari 1880-an hingga 1914, ribuan Muslim berimigrasi ke Amerika Serikat dari mantan wilayah Kekaisaran Ottoman dan Kekaisaran Mughal.
Ini merupakan gelombang imigrasi besar dan pertama yang terjadi. Hal ini mengakibatkan populasi Muslim AS mengalami peningkatan dramatis pada abad ke-20.
(Baca: Siapa Muslim Pertama yang Berdomisili di Amerika Utara)
Motivasi utama migrasi selama periode ini adalah stabilitas ekonomi. Pendatang dari Suriah, Yordania, dan Lebanon sebagian besar tidak memiliki pendidikan formal dan datang mencari pekerjaan sebagai buruh.
Gelombang imigrasi berikutnya dipengaruhi oleh undang-undang. Aturan memperbolehkan masuknya imigran yang melarikan diri penindasan politik serta mereka yang mencari kesempatan ekonomi.
Terbentuknya negara Israel pada 1948 memicu gelombang pengungsi dari warga Palestina, Mesir, Irak, dan Suriah. Peristiwa tersebut menyebabkan terjadinya migrasi dari ribuan orang ke Amerika Serikat selama periode yang sama.
Muslim Asia Selatan, termasuk dari Pakistan, merupakan blok imigran besar, meskipun tujuan mereka sebagian besar ekonomi. Gelombang kedua ini terdiri atas masuknya individu dengan gelar profesional serta mereka yang mencari kesempatan pendidikan yang lebih tinggi.
Pertumbuhan jumlah umat Islam di Amerika didorong dengan tingginya angka kelahiran dari komunitas imigran keturunan Arab dan Asia Selatan. Sekitar 72 persen dari Muslim Amerika adalah imigran atau generasi kedua.