REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Tahap pertama pengukuran kaki palsu, program 'Seribu Kaki Palsu' Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Perwakilan Jawa Tengah dilakukan. Sebanyak sembilan penyandang disabilitas penerima manfaat menjalani pengukuran yang dilaksanakan di kantor IZI Jawa Tengah, Jalan Setiabudi No 70 Semarang, Senin (7/11).
Koordinator program Kaki Palsu, IZI Perwakilan Jawa Tengah, Musyafa mengatakan, dalam pengukuran kaki palsu ini, pihaknya bekerjasama dengan Klinik PROmedik, milik Sugeng Nursito.
Fasilitas ini digunakan untuk menggantikan peran kaki yang hilang akibat kondisi bawaan, penyakit, maupun kecelakaan yang dialami para peserta program.
Para penerima manfaat program 'Seribu Kaki Palsu' yang melaksanakan pengukuran tahap awal ini berasal dari berbagai daerah di Provinsi Jawa Tengah.
"Semoga program ini mampu membangkitkan semangat hidup mereka dan mempermudah mereka untuk melaksanakan aktivitas sehari- hari,“ katanya, Selasa (8/11).
Zumrotun (47), salah seorang penerima manfaat asak Kabupaten Kudus mengaku, kakinya diamputasi akibat kecelakaan lalu lintas.
Dalam lima tahun terakhir, ia hidup dalam keterbatasan dan harus menggunakan alat bantu akibat kecelakaan lalu lintas yang dialaminya tersebut.
Ia berharap, program Seribu Kaki Palsu ini akan memudahkannya untuk kembali beraktivitas. “Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada para donatur program kaki palsu ini," katanya.
Hal ini diamini Kepala Cabang IZI Jawa Tengah, Djoko Adhi Saputro. Ia berharap bantuan kaki palsu ini mampu mendorong produktivitas para penerima manfaat.
Tak lupa ia berpesan setelah kembali produktif, para peserta program ini jangan lupa untuk mensyukuri. "Niatkan setelah ini akan semakin dimudahkan, agar hidup bapak ibu sekalian lebih bermakna,” katanya.
Djoko menambahkan, IZI kembali melakukan program penyaluran zakat infaq dan sedekah dalam bentuk Program Seribu Kaki Palsu. Program ini dilaksanakan di 14 wilayah di Indonesia, "Salah satunya di Inisiatif Zakat Indonesia Perwakilan Jawa Tengah," kata dia.