REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sekitar 3.000 warga menghadiri peluncuran Gerakan Infaq Sayang Ibu (GISI) tingkat nasional di Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Ahad (30/10).
Gerakan yang digagas Pimpinan Pusat (PP) 'Aisyiyah dan Lembaga Amil Zakat, Infak, Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) ini diharapkan dapat membangkitkan kepedulian terhadap kesehatan perempuan, termasuk ancaman kanker payudara dan kanker serviks.
Kegiatan yang digelar bertepatan dengan bulan peringatan peduli Kanker Payudara atau Pink Day itu diawali dengan jalan santai yang dibuka Ketua Umum PP 'Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini. Pelepasan balon berwarna merah muda menjadi acara simbolis peluncuran gerakan tersebut.
Siti Noordjannah mengatakan, potensi zakat, infak, sedekah (ZIS) masyarakat Indonesia sangat besar. Seharusnya, ZIS yang besar tersebut dapat berkontribusi pada peningkatan kesehatan ibu.
"GISI merupakan salah satu strategi 'Aisyiyah dalam berkontribusi pada pencapaian tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada tujuan ketiga, yaitu memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia," kata dia.
GISI yang diinisiasi oleh 'Aisyiyah tersebut mengusung tema "Donasimu Selamatkan Ibu". Melalui gerakan ini, 'Aisyiyah mengajak masyarakat untuk peduli pada peningkatan kesehatan ibu, terutama pada upaya pengurangan angka kematian ibu (AKI), pencegahan maupun pengobatan kanker serviks dan payudara, serta problem kesehatan ibu yang lain.
Berdasarkan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2012, AKI di Indonesia berada di angka 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Padahal, target penurunan AKI yang tercantum dalam target SDGs yang harus dicapai pada 2030 adalah 70 per 100 ribu kelahiran hidup.
Sedangkan, kanker serviks dan payudara merupakan penyebab terbanyak pertama dan kedua kematian pada perempuan. Jumlah pasien kanker payudara sebanyak 28,7 persen dari total pasien kanker. Di Indonesia, kanker payudara menjadi kasus kematian tertinggi dengan angka 21,5 per 100 ribu.
Sayangnya, sebanyak 70 persen dari jumlah pasien kanker payudara dan serviks datang ke layanan kesehatan dalam kondisi stadium tiga. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh minimnya informasi yang diterima masyarakat tentang pentingnya deteksi dini kanker serviks dan payudara.