REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melaksanakan program dialog lintas agama di 28 kecamatan yang tersebar di wilayah Sulteng, pada tahun anggaran 2017. Program dialog lintas agama ini dimaksudkan untuk menghindari rasa saling curiga satu dengan yang lain.
"Sebab, ketika agama digoyang, maka negara akan goyang," kata Kepala Sub Bagian Hukum dan Kerukunan Umat Beragama, Sulteng, Akbar Sidik di Palu, Kamis (3/11). Dia menyebutkan, dialog lintas agama akan lebih banyak dilaksanakan di kecamatan yang ada di Kabupaten Poso dan kabupaten sekitarnya.
Kata dia, ada hasil dalam beberapa tahun terakhir yang menyebutkan tidak ada konflik yang disebabkan oleh suku, agama dan ras. Namun, yang ada hanya bentuk kriminal murni.
Bagi Sidik, program kerukunan umat beragama merupakan fokus yang sedang digalakan oleh pemerintah saat ini. Menjaga kerukununan, menurut Sidik, bukan hanya program yang dilakukan Kemenag Sulteng saja, tapi juga tugas dari pemerintah daerah setempat. Sesuai dengan peraturan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama.
Sementara itu, sejumlah program yang akan dilaksanakan terkait kerukunan umat beragama di antaranya dialog lintas umat beragama, pembinaan pemuda lintas agama, dialoh lintas tokoh dan lintas organisasi masyarakat keagamaan. Selain itu, Kanwil Kemenag Sulteng juga memberikan bantuan kepada Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUP) se-Sulteng dalam bentuk dana operasional deteksi dini, pencegahan radikalisme, dan penanganan kerukunan umat beragama.
"Kerukunan harus selalu disuarakan. Karena bisa jadi, hari ini kita rukun, besok tidak rukun lagi," ujar Sidik.
Untuk tahun 2016, Kanwil Kemenag Sulteng juga mengirimkan 10 orang utusan dalam kegiatan kemah pemuda lintas agama di Bogor, Provinsi Jawa Barat tanggal 6-10 November 2016 mendatang.
Kakanwil Kemenag Sulteng, Abdullah latopada, Rabu (2/11) ,turut menfasilitasi dialog lintas tokoh agama yang menghasilkan enam poin sikap dan komitmen yang akan dilaksanakan bersama. Sejumlah perwakilan hadir dari FKUB Sulteng, Majelis Daerah Gereja Protestan Indoenesia Daerah (GPID) Sulteng, Sinode GPID, tokoh pemuda Katolik, KPD Bala Keselamatan, Pengurus Besar Alkhairat, Universitas Alkhairaat, Budha, Persatuan Hindu Dharma Indonesia Sulteng, Institut Agama Islma Negeri Palu, dan Wanita Katolik DPD Sulteng.