REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Suharti (51 tahun) kini bisa tersenyum lega. Dia adalah salah satu penerima manfaat yang datang ke kantor Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Jatim untuk mendapatkan kaki palsu. Nenek ini datang bersama cucunya. Ia masuk daftar nomor urut 8 untuk pengukuran kaki palsu.
Suharti adalah orang yang sangat ceria sebelum dia kehilangan kaki. Ia menderita penyakit gula atau diabetes mellitus. Penyakit itu awalnya membuat ia kehilangan tiga jari kaki. Namun karena kurangnya perawatan, ia harus kehilangan kaki di bawah mata kaki.
Ia menitikkan air mata saat menceritakan kejadian saat anak tertuanya meyakinkan untuk mengamputasi. Dia tidak terima dengan keadaanya, ia belum ridho sepenuhnya. Sebelum diamputasi ia berjualan makanan berkeliling kantor di sekitar tempat tinggalnya. Mengingat masa lalu itu, senyumnya terkembang. Betapa bahagianya masa-masa itu.
“Yang menjadikan bahagia itu bukan karena uangnya. Yang membahagiakan adalah saat bertemu orang lain, kemudian saling bertukar cerita. Itulah bagi saya yang membahagiakan," kata dia.
Dia menceritakan anaknya kini sudah hidup merantau. Ada yang di Maluku ada yang di Madiun. Dia pun tidak ingin memaksa mereka tinggal dan merawatnya. “Kini masih ada cucu saya ini, ini dari anak yang pertama. Ibunya sekarang mencoba peruntungan untuk jadi PNS di Ambon," kata dia.
Setelah diamputasi, ia bertahan hidup bersama sang suami dan cucu dengan berjualan bensin eceran dan LPG 3 kilogram. Sang suami bekerja sebagai kuli bangunan. Hari ini, Selasa (1/11), sepuluh orang penerima manfaat datang ke kantor IZI Jatim untuk mengukur kaki mereka. 10 orang ini didapatkan dari 34 pendaftar yang kemudian diseleksi dan direkomendasikan.
Program 1000 kaki palsu digalang oleh IZI agar mereka yang difabel kembali bisa berdaya. Itu juga merupakan salah satu kriteria penting penerima kaki palsu, kemungkinan kembali berdaya setelah dibantu kaki palsu.
Tidak hanya di Jawa Timur, program ini juga berlangsung di 13 kantor Pusat dan Perwakilan IZI di Indonesia. Sementara ini jumlah kaki palsu yang didistribusikan baru mencapai 100 buah. Namun prosesnya tetap berlanjut, sehingga kemungkinan jumlah penerima manfaat akan bertambah.
“Yang menerima bantuan ini memang kami seleksi. Karena dananya memang berasal dari dana zakat. Dan peruntukannya sudah ditetapkan hanya untuk delapan golongan. Selain itu, kemampuan lembaga dalam menghimpun dana juga masih terbatas. Maka kami mohon maaf bila belum bisa membantu dalam jumlah besar," ungkap Suripta, Kepala Perwakilan IZI Jawa Timur.