Senin 31 Oct 2016 19:30 WIB

Islam Bakal Jadi Agama Terbesar di Irlandia

Rep: Marniati/ Red: Agung Sasongko
Wanita Muslim Irlandia
Foto: ddhongkong.org
Wanita Muslim Irlandia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Islam adalah agama minoritas di Irlandia. Agama utama di Irlandia, yaitu Katolik dan Protestan. Sisanya tidak beragama. Kendati demikian, Islam diprediksi akan menjadi agama terbesar kedua di Irlandia pada 2043 setelah Katolik.

Kantor Pusat Statistik Irlandia mengegaskan, saat ini Islam adalah agama yang paling cepat berkembang di negara tersebut. Menurut sensus penduduk 2011, terdapat 49 ribu Muslim yang tinggal di Republik Irlandia. Angka ini mengalami peningkatan 51 persen  dari sensus penduduk 2006.

Sensus 2006 juga mengalami peningkatan 69 persen  dari sensus 2002. Pada 1991, jumlah Muslim di Irlandia bawah 4.000 jiwa. Setengah dari Muslim Irlandia menetap di Dublin, sisanya menyebar ke berbagai kota.

Peningkatan permukiman Muslim di Irlandia dipicu pertumbuhan pengungsi. Sejak masuknya 1.200 Muslim Bosnia pada 1992, kemudian 500 Muslim Somalia, pencari suaka politik Aljazair, Libya, dan Irak. Terakhir pada 1996, giliran 850 pengungsi Albania Kosovo yang memadati kota-kota Irlandia.

Menurut buku Denyut Islam di Eropa, perubahan sikap publik Irlandia terjadi sejak hari pertama kedatangan Muslim Bosnia. Saat itu, hampir tidak ada Muslim Bosnia yang berani ke luar penampungan. Mereka akan menjadi sasaran pelemparan di jalan-jalan atau pengusiran pemilik toko.

Kebencian terhadap Muslim dengan cepat berkembang. Tidak lagi Muslim Bosnia menjadi sasaran, tapi siapa pun yang beragama Islam. Ini ditandai adanya aksi pelemparan bom bakar ke Masjid Atha Cliath di South Circular Road yang menyebabkan kerusakan serius.

Di sekolah-sekolah diskriminasi terhadap pelajar Muslimah terjadi secara luas. Pihak sekolah menolak mereka yang mengenakan jilbab. Pemerintah Irlandia memberikan solusi terkait masalah ini. Solusi yang ditawarkan yaitu memindahkan kaum Muslim  ke semua kota. Lebih jelasnya, Muslim dipecah menjadi komunitas kecil dan ditempatkan secara eksklusif di kota-kota Irlandia.

Semua pihak menentang rencana ini. Alasannya memecah Muslim menjadi komunitas kecil-kecil dan disebar ke seluruh kota hanya akan membuat mereka menjadi sasaran empuk serangan rasialis. Departemen Kehakiman Irlandia mengajukan solusi yang lebih mengkhawatirkan lagi.

Yakni, mendeportasi semua Muslim pencari suaka politik ke negara masing-masing. Akibatnya, muncul ketakutan luar biasa di antara pengungsi Muslim dari Kosovo, Bosnia, dan Afrika Utara. Di tengah situasi seperti ini, gereja Katolik memperlihatkan empatinya.

Dalam pernyataan bersama empat uskup, gereja mendesak pemerintah mengizinkan semua pengungsi bermukim di Irlandia. Gereja juga menentang rencana pemerintah yang ingin menyebar pengungsi dalam komunitas kecil ke pinggiran kota. Mereka beranggapan hanya di kota-kota besar semua fasilitas pendidikan, ibadah, dan makanan tersedia. Mereka juga bisa mencari nafkah untuk keluarganya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement