Ahad 30 Oct 2016 08:07 WIB

Ini Tiga Masjid Warisan Wali Songo

Rep: marniati/ Red: Damanhuri Zuhri
Wali Songo
Foto:
Tujuh orang muadzin mengumandangkan adzan pertama pada salat Jumat di Masjid Agung Kasepuhan (Sang Cipta Rasa) Cirebon Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedua, Masjid Agung Cirebon. Orang-orang lebih mengenal masjid ini dengan sebutan masjid Sunan Gunung Jati. Masjid ini dibangun tahun 1480.

Menurut Abdul Baqir Zein dalam bukunya yang berjudul Masjid-Masjid Bersejarah di Indonesia, kehadiran masjid Agung Sang Ciptarasa ini memang tidak bisa dilepaskan dari kehadiran Syarif Hidayatullah, seorang dai/mubaligh dalam barisan walisongo yang bertugas menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa barat, khususnya Cirebon. 

Setelah ia wafat namanya lebih dikenal dengan gelar Sunan Gunung Jati, karena ia bermakam di sebuah bukit yang oleh penduduk setempat disebut Astana Gunug Jati. Dilihat dari bentuk kubahnya, memang tidak terlalu istimewa karena bentuknya hampir sama dengan rata-rata masjid kuno di seluruh nusantara.

Yakni berkubah limas (piramida). Tetapi jika masuk kedalamnya, maka akan dijumpai corak arsitektur yang didominasi warna Tiongkok. Seluruh dinding masjid dihiasi porselen buatan Tiongkok yang berbentuk piring warna merah dan biru. Konon, hiasan piring-piring porselen itu dibuat pada masa Dinasti Ming.

Ketiga, Masjid Kudus. Masjid Kudus didirikan pada masa pemerintahan Sunan Kudus. Banguana ini mempunyai ciri khusus yaitu bentuk menara yang menyerupai candi Hindu. Hal ini menunjukan perpaduan budaya yang bercorak Hindu dan Islam dalam masyarakat Jawa.

Masjid didirikan pada tahun 1685 M. Salah satu keistimewaan dari Masjid Kudus adalah Menara Kudus. Menara Kudus ini sangat terkenal bahkan orang lebih mengenal menara Kudus daripada Masjid Kudus. Bentuk menara ini mengingatkan akan bentuk candi corak Jawa Timur.

Regol-regol serta gapura bentar yang terdapat di halaman depan, serambi, dan dalam masjid mengingatkan kepada corak kesenian klasik di Jawa Timur. Menara Masjid Kudus merupakan bangunan kuno hasil dari akulturasi antara kebudayaan Hindu-Jawa dengan Islam, bahkan unsur kebudayaan asli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement