Jumat 28 Oct 2016 16:00 WIB

Ini Sumbangsih Peradaban Islam dalam Perkembangan Seni Musik

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Agung Sasongko
Musik Islam (ilustrasi).
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Dalam manuskrip tersebut diterangkan perihal proses kreasi dan penciptaan sebuah instrumen oleh Banu Musa bersaudara. Banu Musa bersaudara, yang diketahui sebagai ilmuwan Muslim di era Abbasiyah, berhasil menciptakan sebuah organ yang digerakkan oleh tenaga air. Secara otomatis tenaga air itu memindahkan silnder sehingga menghasilkan musik. Belakangan, risalah tersebut juga diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Roger Bacon pada abad ke-13 masehi.

Selain instrumen, "solmisasi" dalam seni musik, juga merupakan buah pemikiran dari pemikir dan musisi ulung Muslim dari Kekhalifahan Abbasiyah, yakni Ishaq al-Mausili (wafat 850 M). Ishaq al-Mausili memang mewarisi darah ayahnya, yang juga seorang musisi besar, yaitu Ibrahim al-Mausili.

Dalam proses belajarnya, Ishaq yang berasal dari Persia Utara hijrah ke Baghdad. Di sana dia menimba ilmu tentang agama, sejarah, dan kebudayaan. Khusus untuk seni musik, Ishaq al-Mausili banyak belajar dari seorang musisi kondang di Abbasiyah, yakni Atika binti Shuda. 

Setelah memperoleh cukup ilmu tentang musik, Ishaq al-Mausili memberikan sumbangsih terbesarnya, yakni memperkenalkan solmisasi atau tangga nada yang mencakup do, re, mi, fa, sol, la, si, dan do. Ishaq menerangkan hal tersebut dalam bukunya yang berjudul Book of Notes and Rhythms dan Great Book of Songs. Belakangan, bukunya juga sangat populer di kalangan masyarakat Barat.

Berdasarkan data serta fakta tersebut, memang tak bisa ditampik bahwa peradaban Islam memiliki peran signifikan dalam perkembangan seni dan instrumen musik modern. Hal itu terutama ditunjukkan oleh para pemikir atau musisi Muslim terkait yang hidup dan berkreasi pada masa Kekhalifahan Abbasiyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement