Jumat 28 Oct 2016 09:03 WIB

Marx, Iqbal, Superman: Ketika Goethe Diam-Diam Memplagiat Alquran

London
Foto:
Batman vs Superman. Ilustrasi

Jadi, benarkah wisdom selalu datang dari Timur?

Rabindranath Tagore peraih hadiah Nobel sastra dari India membenarkan. Kata bijak “Cintailah musuhmu” diucapkan Nabi dari Timur. ”Taklukkan kemarahan dengan kesabaran, kejahatan dengan kebaikan” juga wisdom Nabi yang lain dari Timur. Tapi kata-kata “Kenali Musuhmu”, vini, vidi, vici, we are the super power dan sebagainya keluar dari mulut orang Barat.

Tapi Tagore tidak selugas Iqbal. Ia sering menyampaikan pesan dari Timur ke Barat, Tapi ia seperti ragu apakah Barat akan mendengar pesan-pesannya. Di Jerman ia pernah menulis: “Namaku matahari. Hingga kini aku hanya menyinari Timur. Kini sang matahari beranjak ke Barat. Untuk melihat apakah ia dapat menyinari negeri-negeri itu, sehingga mereka mengalihkan pandangan kepadanya, Yang tidak mempedulikan Timur atau Barat.

Tagore tidak punya rasa like dan dislike kepada Barat, ia malah tidak peduli Timur atau Barat. Orang Barat yang bijak mestinya juga begitu. Orang Timur yang bijak malah menegur Barat, seperti tangan Musa menegur Firaun. Hanya orang Timur yang “tolol” dan tidak tahu Timur akan membenci Timur. Persis seperti kata Gai Eaton, dalam King of Castle: The core of all stupidity is lack of self knowledge.

Goethe dan Tagore sama bijaknya. Tagore tidak peduli Timur atau Barat, Goethe menganggap Timur dan Barat sama-sama milik Tuhan. Ia menulis:

Gottes ist der Orient,

Gottes ist der Okzident.

Tuhan adalah pemilik Timur. Tuhan adalah pemilik Barat. Luar biasa! Orang mungkin terperangah dengan diktum Goethe ini. Tapi A. Dasgupta penulis buku Goethe and Tagore, segera tahu ternyata Goethe diam-diam memplagiat ayat al-Quran, wa lillaahi al-mashriq wa al-magrib. Hanya saja pada bait selanjutnya Goethe menambahi “The Northland and the Sotherrn land, Rest in the quiet of His hand”. Masalahnya, Barat itu milik Tuhan tapi Barat sendiri tidak memiliki Tuhan.

Jadi, benarkah wisdom selalu datang dari Timur?

Benar!, Kalau setuju bahwa Timur (syarq) adalah tempat terbit dan Barat adalah tempat tenggelam (gharb). Faktanya semua agama terbit dari Timur, tapi ketika di Baratkan (seperti Kristen) ia justru tenggelam.

Mungkin pengakuan Hakim Agung Amerika Serikat tahun 70an William O. Douglas seperti membenarkan kata orang berjanggut di Leicester itu “One great contribution of the East to the West is charity or love, as epitomized by Muhammad….”. itulah hikmah atau wisdom itu.

============

Hamid Fahmi Zarkasyi. (kerap disingkat HFZ): lahir dari keluarga ulama, ayahandanya seorang dari 'Tri Murti' pesantren Gontor KH Imam Zarkasyi Rohimahullah.  Menamatkan pendidikan menengahnya di Kulliyatul Mualimin Al-islamiyah Pondok Modern Darussalam Gontor PonorogoJjawa Timur dan S1nya di institute studi Darussalam (ISID) di pondok yang sama.

Pendidikan S2 ( MAEd) dalam bidang pendidikan di peroleh di The University of Punjab, Lahore, Pakistan (1986). Pendidikan S2 selanjutnya (M.Phil) dalam studi islam diselesaikan di University of Birmingham United Kingdom (1998).Sedangkan studi S3 (Ph.D) bidang pemikiran islam di selesaikan di International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC) IIUM Malaysia (2006).

Kini ia menjadi direktur Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), direktur Center for Islamic andOccidental Studies (CIOS), ISID Gontor. Baru baru ini ia dipilih menjadi pimpinan Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement