REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kerja sama Islam (OKI) telah memutuskan untuk mengembangkan kebijakan demi melindungi pemuda Muslim dari organisasi teroris. Hal ini disampaikan oleh Elshad Iskandarov, presiden Islamic Conference Youth Forum for Dialogue and Cooperation (ICYF-DC).
"Feto (Fetullah Terorist Organization) telah mengambil keuntungan dari permasalahan pemuda Muslim untuk melakukan apa yang Daesh dan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) lakukan sebelumnya," kata Iskandarov.
Dia menekankan bahwa pemerintah dan lembaga sosial masyarakat harus mengisi kesenjangan yang selama ini terjadi seperti tingkat pengangguran yang tinggi sehingga bisa dimanfaatkan oleh organisasi teroris untuk merekrut pemuda. "Jika kita tidak mengisi kesenjangan, ini memberikan organisasi teroris kesempatan untuk mengambil keuntungan," katanya.
Dia menambahkan, para pemuda harus dilibatkan secara aktif di tengah masyarakat, di mana budaya dan agama juga harus diajarkan dengan benar. Iskandarov juga menyatakan, menteri pemuda dan olahraga dari 57 negara anggota OKI telah menyepakati dalam konferensi bertajuk "Pemberdayaan Pemuda untuk Perdamaian, Solidaritas dan Pembangunan."
Program ini mengembangkan kebijakan terkait kesempatan bekerja bagi pemuda, pendidikan, kewirausahaan dan mendorong pernikahan dini.