REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saudagar Muslim dari negara-negara Arab sudah mencapai Tibet pada sekitar abad ke-8 dan ke-9 M. Perkembangan Islam menyebar di sebelah barat Tibet dan Kashmir pada abad ke-11 Masehi.
Pada abad ke-12 M, kelompok saudagar Muslim dari Kashmir dan Ladakh masuk ke Tibet dan menetap di Lasha. Pernikahan antara pria Muslim pendatang dengan perempuan Tibet serta interaksi sosial di antara Muslim dan warga asli mengukuhkan eksistensi mereka di sana.
(Baca: Masjid Agung Tibet, Simbol Tolerasin Tibet)
Bahkan, bahasa Tibet memiliki kosakata sendiri untuk menyebut Muslim, dengan kata Kha-che. Masjid Agung Lhasa merupakan masjid pertama di Tibet yang dibangun oleh pemerintahan Kaisar Kangxi dari Dinasti Qing.
Tidak mengherankan jika pada perkembangannya Kota Lhasa memiliki beberapa masjid selain Masjid Agung Lhasa yang dikelola oleh komunitas Muslim lain di kota tersebut. Di antaranya Masjid Khasmiri di Gyangda Linka yang dikelola oleh Muslim Khasmir dan Masjid Khasmiri di pusat Kota Lasha.
(Baca Juga: Ini Keunikan Masjid Agung Lhasa)
Masjid Khasmiri dan Muslim Khasmir di Lasha memiliki sejarah yang unik karena Gyangda Linka atau Taman Muslim yang menjadi kampung Muslim Khasmir pertama di Lasha merupakan hadiah dari Dalai Lama kelima untuk Muslim Khasmir.
Menurut sejumlah data, di seluruh wilayah Tibet ada enam Masjid. Selain dari empat yang sudah disebutkan tadi, masih ada satu masjid di Shigatze dan satu masjid di Changdu di bagian Timur Tibet.