REPUBLIKA.CO.ID, MALDEN -- Kota Malden di Amerika Serikat mengadakan festival Muslim pertama Ahad, (25/9) lalu. Festival Muslim itu berjalan meriah dan diikuti oleh warga dari beragam keyakinan, termasuk Wali Kota Malden.
Salah satu panitia acara Laila Alsharie menjelaskan, tujuan diadakannya festival karena ingin memperbaiki hubungan antara Muslim dengan non-Muslim. Sehingga ia berharap festival ini bisa menjadi jembatan bagi warga non Muslim untuk mengenal warga Muslim.
"Kita mengorganisir acara ini agar berada dalam situasi bersahabat dan menyenangkan juga. Soalnya acara ini untuk merobohkan pagar pembatas antara Muslim dan non-Muslim," katanya seperti dilansir dari the Boston Globe.
Wali Kota Malden Gary Christenson mengatakan pemilihan kotanya sebagai lokasi festival karena faktor diversifikasi yang tinggi. Ia menyebut kotanya ingin merayakan perbedaan, bukan menjadi perbedaan sebagai penghalang dalam berhubungan antar warga.
Apalagi ia mengaku 40 persen dari total penduduk Malden sebanyak 60 ribu jiwa merupakan kelahiran luar negeri, alias tak lahir di Tanah Amerika. Data itu ia peroleh dari sensus dari tahun 2010-2014.
"Orangtuaku mengatakan padaku nilai kehidupan adalah untuk berbagi dan sebagai hasilnya dunia ini akan menjadi tempat yang lebih baik," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Malden, Kevin Molis, mengatakan para pemimpin Muslim di kotanya menaruh kepercayaan pada kepolisian. Bahkan dengan kepercayaan itu, ia berkenan melantik kader Muslim pertama.
Meski begitu, ia mengakui masih ada warga yang memandang Muslim buruk akibat tragedi pengeboman mengatasnamakan Islam. "Banyak citra negatif dan salah penafsiran terhadap Islam. Kita berharap acara berbalut budaya ini membawa dampak positif," ucapnya penuh harap.