Ahad 11 Sep 2016 06:05 WIB

15 Tahun Penderitaan Muslim di Timur Tengah Pascatragedi 9/11

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ilham
Menara Kembar WTC
Foto:

Seorang komedian sekaligus producer komedi dari Dubai, Ali Al Sayed mengatakan, ia terus membela agama dan keyakinannya terhadap Islam selama 15 tahun melalui media sosial. "Saya sering menemukan orang-orang yang menyerang agama saya dan mengaitkannya dengan serangan 9/11," katanya. Mereka terprovokasi dengan serangan itu dan menilai Islam itu buruk. Padahal, agama Islam itu tak seperti yang mereka gambarkan.

"Saya mengutuk serangan 9/11, apalagi Alquran terbukti tak pernah menyuruh kami untuk menyerang atau membunuh siapapun. Pernyataan-pernyaan Trump tentang Muslim itu juga salah," kata Sayed.

Berdasarkan jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan di Yordania dan Lebanon mengenai pandangan bangsa Arab terhadap Amerika serikat, hasilnya 80 persen orang Yordania menilai Amerika secara negatif. Sedangkan 60 persen warga Lebanon menilai Amerika secara negatif.

Hasil jajak pendapat tersebut rupanya lebih buruk daripada jajak pendapat tentang hal yang sama setahun setelah 9/11. Jajak pendapat waktu itu menunjukkan hanya 53 persen bangsa Arab melihat Amerika secara negatif.

Namun, kata Dean, dari sekian bangsa Arab yang ditemui atau berkomunikasi dengannya, rata-rata orang Arab membenci kebijakan luar negeri Amerika, bukan membenci warga Amerika. Mereka hanya benci pemerintahnya saja.

Seorang penulis dari Uni Emirat Arab, Anisa Abeytia (44 tahun) mengatakan, saat ia melancong ke beberapa negara di Timur Tengah, orang-orang Arab sering membedakan antara kebijakan Amerika dan warga Amerika. Orang-orang Arab tersebut ingin berkunjung ke Amerika bahkan banyak yang ingin meraih American Dream.

"Orang-orang Arab mengeluh dengan pemerintah mereka yang penuh korupsi. Mereka ingin pergi ke Amerika, bekerja di Amerika, membangun hidup baru di Amerika yang lebih baik dengan mewujudkan American Dream."

Amerika masih dianggap sebagai tanah harapan dan penuh kesempatan di mana orang-orang bekerja dan meraih sukses. Makanya mereka tak membenci warga Amerika.

Menurut Dean, setelah ia berkeliling di negara-negara Arab hanya sedikit orang Arab yang mengaku marah dengan warga Amerika. Mereka hanya benci Irak dibombardir oleh Amerika. "Namun di tanah Amerika saya sering mendengar orang-orang berbicara buruk mengenai Arab dan Muslim. Mereka menghina pemerintahan Arab, dunia Arab, dan Muslim, contohnya Trump."

Pada peringatan 9/11 ini, terang Dean, perlu disadari mungkin Amerika yang menjadi sasaran teroris waktu itu. Namun sesungguhnya dampak 9/11 jauh lebih pahit dan mengerikan dampaknya dirasakan oleh orang-orang di Timur Tengah.

Orang-orang Arab menjadi korban setelah 9/11. Mereka dibenci dan dihina karena memiliki agama, kulit, bahasa yang sama dengan pelaku terorisme. Seharusnya ini didengar oleh dunia supaya berhenti menghujat dan membenci orang Arab dan Muslim yang tak bersalah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement