Ahad 11 Sep 2016 06:05 WIB

15 Tahun Penderitaan Muslim di Timur Tengah Pascatragedi 9/11

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ilham
Menara Kembar WTC
Foto:

Sementara itu, Koresponden NBC yang dibesarkan di Mesir, Ayman Mohyeldin mengatakan, perang terhadap teror paska 9/11 yang diluncurkan oleh Amerika sebenarnya hanyalah upaya untuk membenarkan Amerika menjatuhkan para pemimpin Arab secara tak adil dan bahkan kejam. Perang terhadap teror ini juga membuat bangsa Arab terpecah belah sampai saat ini.

"Lihat saja, sampai saat ini di Mesir dan Arab Saudi kelompok oposisi berusaha menjatuhkan pemerintah dengan berkedok perang melawan terorisme," ujar Ayman.

Seorang aktor dari Uni Emirat Arab, Rik Aby (36 tahun) mengatakan, setelah peristiwa 9/11, melancong ke Amerika merupakan hal yang sangat sulit dilakukan. Ia pernah mendaftar masuk ke sebuah universitas di Amerika, namun ia ditolak hanya karena bangsa Arab dan berasal dari Timur Tengah.

"Universitas Amerika itu memberikan surat penolakan pada 14 September 2011 setelah tragedi 9/11. Teman-teman saya juga mendapatkan surat penolakan yang sama dari berbagai universitas di Amerika hanya karena bangsa Arab," ujar Aby.

Namun hal yang paling berat yang dihadapi Muslim di Timur Tengah adalah keyakinan dan agama mereka, Islam, telah disinonimkan dengan kata terorisme.

Seorang mantan pramugari dari Yordania, Amber Yusuf Barnett (40 tahun) mengatakan, ia benci bagaimana media barat menyebut semua orang Arab dan Muslim sebagai orang-orang yang buruk. Terutama melalui film-film Hollywood mereka yang terus memojokkan umat Muslim, memberikan stigma buruk terhadap Muslim.

Barnett menambahkan, saat ia menjadi pramugari dan terbang ke dunia Arab dan Amerika, ia menyaksikan hanya sedikit orang Arab yang membenci Amerika. Namun lebih banyak orang Amerika yang membenci Arab. Orang Amerika berpikir orang Arab tinggal di tenda-tenda bersama ontanya, kemudian melakukan aksi terorisme dengan membunuh orang-orang Amerika.

Dean juga menilai, banyak orang di Amerika yang tak menyadari pernyataan calon presiden Amerika Donald Trump yang penuh dengan hujatan dan kebencian terhadap Arab dan muslim. Namun dunia Arab bisa melihat dengan jelas bahwa pidato maupun kampanye yang dilakukan oleh Trump penuh kebencian terhadap Arab dan Muslim.

Bahkan, dunia Arab bisa melihat kampanye Trump yang penuh kebencian kepada Arab secara langsung karena adanya sosial media. Banyak warga Arab yang menyatakan kampanya Trump penuh kata-kata demonisasi terhadap Muslim. Apalagi Trump melarang Muslim masuk Amerika. Trump jelas-jelas merusak citra Amerika di kalangan dunia internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement