REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Idul Adha 1437 H tinggal dua hari kedepan. Tim distribusi Green Kurban Sinergi Foundation pun mulai melakukan mobilisasi hewan kurban ke daerah-daerah pelosok di Indonesia. Salah satu titik distribusi di desa Bengkelang Aceh Tamiang dan desa Melidi di Aceh Timur.
Perjalanan menuju ke sana bukan tanpa kendala. Demi mencapai tujuan, tak hanya jalur darat yang harus ditempuh. Namun juga membelah arus sungai yang cukup deras karena hujan yang terus turun empat hari terakhir. Perjalanan ini, menghabiskan waktu sekira tiga jam menggunakan perahu boat.
Ada peristiwa lucu dalam pendistribusian hewan kurban ke tempat ini. Tepatnya, saat berada di penyeberangan Pantai Campa, sapi kurban sempat berontak, melawan saat dituntun menuju perahu.
Bahkan, rintangan tak berhenti sampai di sana. Tim Green Kurban pun haru melewati batu raksasa yang disebut Batu Katak, yang letaknya di tengah sungai. Di titik ini, nyawa dipertaruhkan.
“Di Batu Katak, beberapa kali kecelakaan merenggut nyawa manusia. Salah satu yang dramatis, yaitu meninggalnya dua orang guru dari pulau Jawa, plus pengemudi perahu boat yang diterjang arus sungai yang demikian deras,” ujar Sepriyanto, ketua Yayasan Sinergi Foundation yang mengepalai langsung tim monitoring wilayah Aceh, dalam keterangannya yang diterima Republika Online, hari ini.
Tak hanya Aceh, tim monitoring Green Kurban akan bergerilya mendistribusikan hewan kurban ke wilayah-wilayah seperti Lampung, Sumatera Barat, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Di Papua misalnya, relawan Green Kurban Sinergi Foundation, Maftuh Supriyadi, mendistribusikan hewan Kurban ke Kampung Mormon Kokoda, Sorong Papua Barat.