Senin 05 Sep 2016 14:00 WIB

Masjid Agung Lhasa Padukan Dua Budaya

Rep: C62/ Red: Agung Sasongko
Masjid Agung Lhasa, Tibet.
Foto: bujangmasjid.blogspot.com
Masjid Agung Lhasa, Tibet.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keindahan dan kemegahan Masjid Agung Lhasa tak bisa luput dari daya tarik Kota Lasha, Tibet. Berdirinya masjid di pusat tradisi dan kebudayaan Buddha ini menunjukkan bahwa tingkat toleransi di Tibet menjadi bagian tak terlepaskan dari tatanan sosial masyarakat.  

Faktor itulah barangkali membuat mengapa masjid yang juga dikenal dengan sebutan Masjid Hebalin itu tetap bertahan, bahkan dilestarikan pascainsiden kebakaran pada 1959.   Meski dibangun sebagai tempat sakral ibadah umat Islam, desain Masjid Agung Lasha dibuat tidak kontras dengan budaya setempat.

Masjid yang pertama kali dibangun pada 1716 M saat Kaisar Kangxi dari Dinasti Qing berkuasa itu memadukan dua kebudayaan secara bersamaan, yaitu paduan desain tradisional Tibet dengan arsitektur Islam tradisional.

Desain tradisional terlihat pada bagian atap yang berbentuk lengkungan sirkular. Sementara, desain Islam tradisional diwakili oleh dua menara kecil yang posisinya menyatu dengan atap masjid paling sisi pada bagian depan masjid.

Desain tradisonal Tibet begitu kental terlihat pada ukiran dan lukisan bunga-bunga dan flora, dalam sentuhan warna biru pada bagian muka. Arsitektur masjid yang berdiri di atas tanah seluas 2.600 meter persegi ini cukup sederhana tetapi cukup menyolok.

Ini bila dibandingkan dengan bangunan-bangunan lain di pusat Kota Lasha yang secara umum biasa saja, tanpa paduan gaya.  Tidak mengherankan jika unsur standar bangunan masjid yang terpasang di Masjid Lasha, seperti dua menara dan kubah yang terlihat dari kejauhan memberikan nuansa lain di Kota Lasha.

Masjid Agung Lhasa memiliki tiga pintu masuk sebagai penghubung menuju bagian ruang utama masjid. Seperti halnya bangunan-bangunan mewah dengan halaman luas di Tibet, Masjid Agung Lasha juga dilengkapi sebuah gerbang besar sebagai penghubung area luar dengan halaman masjid.  

Gerbang Masjid Agung Lhasa dengan arsitektur khas Tibet ini mirip seperti gerbang yang lazim digunakan di wihara Budha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement