Kamis 25 Aug 2016 11:24 WIB

Ketika Muslimah Berjilbab Diusir Sistematis dari Pantai-Pantai Prancis

Muslimah Prancis.
Foto:
Burkini atau baju renang Muslim

Sekitar 10 orang yang berada di pantai membelanya dan mengatakan bahwa Muslimah berjilbab itu tak mengganggu siapa pun. Namun sekitar 10 orang lainnya secara verbal melecehkannya.

"Ada perkataan yang melecehkan, 'Pergilah pulang', 'Kami tak ingin itu di sini', 'Prancis adalah negara Katolik.' Putri saya menangis. Ia tak paham jika ibunya dipaksa untuk pergi," tuturnya.

Muslimah itu lantas dikenakan denda dan polisi menuliskan dalam surat jika pakaiannya tak sesuai dengan nilai sekularisme Prancis.

Mathilde Cusin, seorang jurnalis yang berada di lokasi kejadian, mengatakan, "Sejumlah orang memberikan tepuk tangan ke polisi. Orang-orang itu memintanya untuk pergi atau melepaskan jilbab. Saya melihat wanita yang duduk di pasir menangis bersama putrinya."

Gambar lain diunggah di Twitter oleh Feiza Ben Mohamed dari Federasi Muslim di Selatan. Dalam gambar itu terlihat seorang wanita berjilab dengan celana panjang dan pakaian tunik. Seorang polisi mengatakan, pakaiannya menjadi risiko ketertiban umum.

Aktivis sosialis mengatakan, aksi polisi terhadap Siam di Cannes tidak sesuai dengan aturan hukum. Dewan Prancis untuk Kepercayaan Muslim meminta digelarnya pembicaran dengan Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve. Mereka khawatir ada stigmatisasi terhadap Muslim di Prancis.

Dalam pernyataannya Cazeneuve mengatakan, implementasi sekularisme di Prancis dan pilihan untuk menjalankan aturan itu harusnya tidak memicu stigmatisasi atau permusuhan antarwarga Prancis.

Benoit Hamon, mantan menteri pendidikan yang juga kandidat presiden pada Pemilu 2017 mengatakan, wanita diberhentikan oleh polisi karena mengenakan jilbab di pantai tidak sesuai sekularisme Prancis.

Hal senada juga disampaikan oleh senator Partai Hijau. "Wanita berjilbab dihentikan oleh polisi di pantai, Sekularisme? Bukan. Pelecehan. Penistaan terhadap agama." 

sumber : the Guardian
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement