Kepala saya cenat cenut. Saya tergolek lunglai di kursi. Lamat-lamat terdengar ada bisikan. “Apa beda politisi dan negarawan? Negarawan itu berkorban untuk bangsa. Politisi? Negera jadi korban”.
Kini teringat pernyataan Kwik Kian Gie: “Negeri ini dibangun dengan hilangnya nalar sehat”. Duuuh pertanyaan berlanjut di diri saya : “Jika begitu, politisi yang korbankan negara tak beda dengan pejabat yang sembrono. Sama juga pengusaha serakah”. Waaah, pikiran saya makin berkecamuk. Karena ingat lagi pernyataan Mahatma Gandhi: “Bumi ini cukup untuk tujuh generasi. Tapi tidak cukup untuk tujuh pengusaha serakah”.
Astaghfirullah saya jadi ingat pesan Rasulullah SAW: “Sudah dikasih satu gunung emas, ingin meraih gunung emas yang lain”. Serakah, oooh serakah. Negara benar-negara telah jadi korban.
Tiba-tiba nafsu saya menyalak: “Bro, kenapa elo mikirin negara. Apa yakin, negara pikirin elo? Emang siapa, looo?” Saya pun megap-megap dihardik nafsu.