Rabu 03 Aug 2016 12:02 WIB

Finalis Lomba Musabaqah Makalah Ilmiah Optimistis Juara Satu

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Achmad Syalaby
Sejumlah Kafilah mengikuti semi final lomba Musabaqah menulis makalah ilmiah Al Quran dalam rangkaian MTQ Nasional ke XXVI yang diadakan di Gedung Irigasi PU Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa (2/8).(Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sejumlah Kafilah mengikuti semi final lomba Musabaqah menulis makalah ilmiah Al Quran dalam rangkaian MTQ Nasional ke XXVI yang diadakan di Gedung Irigasi PU Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa (2/8).(Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Enam provinsi bersaing pada final Musabaqah Makalah Tilawah Al-Quran (M2TQ) kategori putra dan putri di ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke 26 di Provinsi NTB. Keenam provinsi tersebut sudah dipastikan masuk dalam tiga besar juara kategori putra dan putri. 

Sementara juara harapan satu hingga tiga kategori putra dan putri akan diambil dari peserta yang masuk babak semifinal berdasarkan peringkat nilai yang paling tinggi. Finalis asal Provinsi Jawa Timur, Muhammad Alifudin Ihsan berharap dan optimis bisa menjadi juara satu. Dia mengaku sudah berusaha maksimal menampilkan yang terbaik saat presentasi di babak final.

"Saya pertama kali ikut MTQ Nasional mewakili Jawa Timur dan berharap serta optimis mendapatkan hasil yang terbaik menjadi juara satu. Diserahkan semuanya kepada Allah SWT," ujarnya kepada Republika.co.id usai penutupan lomba, Rabu (3/8).

Ia menuturkan, saat presentasi dirinya memaparkan tentang kemitraan kesejajaran gender sebagai solusi tentang konsep kesetaraan gender yang saat ini masih belum jelas. "Jadi kebanyakan kita membahas kesetaraan gender tapi belum jelas. Saya tawarkan kemitraan kesejajaran gender," katanya.

Finalis asal Provinsi NTB yang juga mahasiswa Universitas Mataram, Farida Jaeka (22) berharap bisa menjadi juara satu. Apalagi menurutnya, kegiatan di MTQ merupakan yang pertama kali baginya. "Optimis karena tuan rumah dan besar harapan. Saya terus melakukan berdoa," ungkapnya. 

Selama presentasi, dia membahas tentang budaya patriaki yang membuat perempuan menjadi tersuboordinat. Tim Official Kafilah NTB, Lalu Muhsin  Efendi mengatakan pihaknya sudah berusaha maksimal dan terus melakukan pelatihan selama empat kali sebelum lomba dimulai. Dia mengaku optimis peserta asal NTB bisa menjadi juara. "Farida mendapatkan nilai tertinggi di babak semifinal kemarin sebanyak 85.6," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement