REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM — Pagelaran Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXVI di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melahirkan sejumlah terobosan. Setelah Deklarasi Lombok' yang diluncurkan usai penutupan Konferensi Ulama Internasional, Pulau Seribu Masjid juga menjadi tempat bersejarah bagi pecinta kaligrafi.
Sejumlah peserta, dewan hakim, dan pengunjung lomba Khat atau Kaligrafi bersama-sama mendeklarasikan pendirian Persatuan Kaligrafi dan Zukhrufah Indonesia (Perkazi) di Gedung Graha Bakti Praja, Mataram, Selasa (2/8).
Maestro kaligrafi di Indonesia Didin Sirajuddin mengajak generasi muda terjun ke dunia seni islami seperti kaligrafi. Ia mengatakan, dibutuhkan perjuangan panjang dan cukup lama untuk membuat kaligrafi dimasukkan menjadi cabang lomba MTQ. Ia berharap, adanya Perkazi mampu memeperluas spektrum dakwah Islam yang mengedepankan karya seni kreatif.
"Bagi masyarakat luas mungkin belum begitu familiar, tapi nilai yang terkandung sangatlah besar," katanya di Gedung Bakti Praja Kantor Gubernur, Mataram, Selasa (2/8).
Ia juga mengatakan, kehadiran Perkazi bisa menjadi titik-titik temu para seniman Islam dalam menyuarakan karyanya. Ia juga memiliki harapan agar perlombaan kaligrafi tidak hanya digelar saat MTQ Nasional."Jangan sampai kita Muslim, tidak ngerti keindahan," katanya menambahkan.