Senin 18 Jul 2016 22:42 WIB

Sofyan Djalil, Khotbah Nikah, dan Perjanjian nan Kokoh

Red: M.Iqbal
Sofyan Djalil (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Rendra Purnama
Sofyan Djalil (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,Di tengah-tengah kesibukannya sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Sofyan Djalil hadir sebagai saksi dalam pernikahan antara Reza Rizki dan Amkiltiela di Manggala Wanabakti, Jakarta, Ahad (17/7). Keduanya merupakan kerabat dekat Sofyan.

Tidak hanya sebagai saksi, Sofyan juga menyampaikan khotbah nikah kepada kedua mempelai, termasuk pula //Republika// yang hadir saat itu. Menurut mantan menteri koordinator bidang perekonomian ini, pernikahan dalam Alquran disebut dengan Mitsaqan Galiza.

Jika diterjemahkan, Mitsaqan Galiza merupakan perjanjian yang kokoh. "Substansinya besar. Oleh sebab itu, Reza dan Amkiltiela, perjanjian terhormat ini, harus dihormati," ujarnya.

Menurut Sofyan, banyak yang melupakan makna Mitsaqan Galiza. Sehingga pernikahan yang diawali ijab kabul nan suci menjadi pecah di tengah jalan.

"Mudah-mudahan Reza dan Amkiltiela tidak memutuskan perjanjian itu," kata Sofyan berpesan. Pria asal Aceh ini kemudian bercerita ihwal menjaga Mitsaqan Galiza.

Berkaca dari pernikahannya yang telah berlangsung selama 34 tahun bersama Ratna Megawangi, Sofyan menjelaskan, pernikahan merupakan jalan dari Sang Pencipta, Allah SWT, mempertemukan dua insan. Keduanya memiliki ego masing-masing.

"Kalau ini tidak bisa dikontrol, maka akan menjadi masalah besar," ujar Sofyan. Untuk itu, diperlukan kesabaran dari suami maupun istri.

Apalagi, berbeda dengan sebelum menikah, akan banyak masalah yang ditemukan dari setiap pasangan. "Tidak ada yang sempurna. Sabar dan ikhlas adalah kunci," kata mantan menteri BUMN ini.

Lebih lanjut, Sofyan mengingatkan akan pentingnya komunikasi. Setiap masalah yang dihadapi pasangan suami istri harus diselesaikan dengan cara duduk bersama.

Jangan sekali-kali curhat kepada pihak lain yang tidak berkepentingan. Sofyan kemudian mencontohkan penyelesaian konflik Aceh dan Ambon yang diselesaikan melalui komunikasi.

"Untuk konflik Ambon hanya dua kali pertemuan, selesai," katanya. Sofyan juga mengingatkan jika nantinya Reza dan Amkiltiela memiliki keturunan, jangan sekali-sekali bertengkar di hadapan mereka.

Sebab, anak akan memiliki memori yang negatif jika melihat hal tersebut. "Akan sangat menyakitkan," ujar Sofyan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement