REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah permasalahan bangsa akan menjadi pembahasan Muktamar III Wahdah Islamiyah. Namun, Alquran akan tetap menjadi fokus solusi permasalahan bangsa.
Ketua Umum Wahdah Islamiyah, Muhammad Zaitun Rasmin, menegaskan Wahdah Islamiyah akan selalu mengedepankan peningkatan peran Alquran, baik dalam muktamar maupun program. Ia berpendapat, sejumlah permasalahan yang dibahas akan coba dikembalikan kepada Alquran sebagai solusi utamanya.
"Tidak ada lain, kita harus kembali ke Alquran," kata Zaitun, Ahad (17/7).
Untuk itu, ia menerangkan Wahdah Islamiyah akan mengupayakan pemahaman Islam Washatiyah, sebagai pemahaman setiap umat Muslim di Indonesia. Menurut Zaitun, pemahaman itu akan mengarahkan sikap setiap orang mewujudkan Indonesia dengan persatuan dan kesatuan yang kuat.
Meski begitu, ia menuturkan sejumlah permasalahan bangsa yang akan dibahas dalam muktamar seperti aspek sosial, ekonomi dan politik. Dari aspek-aspek tersebut, terdapat sejumlah masalah yang akan coba dicari solusi seperti narkoba, pornografi dan penyimpangan seksual, baik kekerasan, dan LGBT.
Selain itu, ada isu terorisme yang akan menjadi pembahasan muktamar, serta bibit-bibit radikalisme yang dianggap ada di setiap negara. Zaitun menjelaskan Wahdah Islamiyah akan coba memikirkan peningkatan partisipasi umat Muslim, dalam memperbaiki kehidupan poltik di Indonesia.
Tentang sosok pemimpin, ia menyatakan ada empat aspek yang menjadi syarat utama dan wajib dimiliki seperti kuat, berilmu, adil dan berahlak mulia. Meski tidak menekankan syarat seorang pemimpin dari sisi agama, Zaitun menegaskan Muslim merupakan modal awal dari persayaratan tersebut.
"Mana mungkin bisa kuat, berilmu, adil dan berahlak mulia, jika tidak beriman kepada Allah SWT, ujar Zaitun,
Terkait pergantian kepengurusan, ia mengatakan itu memang bukan satu-satunya fokus setiap muktamar yang digelar Wahdah Islamiyah. Namun, Zaitun tetap meyakini pergantian kepengurusan akan tetap terjadi, demi penyegaran dan kemajuan organisasi di masa yang akan datang.