Ahad 17 Jul 2016 15:35 WIB

Di Muktamar, Wahdah Islamiyah Soroti Peran Politik Umat Islam

Ketua umum DPP Wahdah Islamiyah Muhammad Zaitun Rasmin (kiri) beserta pengurus lainnya berbicara saat bersilaturahim ke kantor harian Republika di Jaktarta, Kamis ( 2/6).
Foto: Musiron/Republika
Ketua umum DPP Wahdah Islamiyah Muhammad Zaitun Rasmin (kiri) beserta pengurus lainnya berbicara saat bersilaturahim ke kantor harian Republika di Jaktarta, Kamis ( 2/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ormas Islam Wahdah Islamiyah Pimpinan  KH.  Zaitun Rasmin, menggelar Muktamar Nasional ke –III di Masjid Istiqlal Jakarta (17/7). Pembukaan yang dikemas dengan Tabligh Akbar dan Wisuda 180 Santri Penghafal Qur'an ini nampak Istimewa, karena selain dihadiri oleh tokoh-tokoh agama, seperti Imam Masjidil Haram, Syiekh. DR. Hasan Abdul Hamid Bukhari juga kepala daerah provinsi dan kabupaten, seperti Kang Yoto, Bupati Bojonegoro, Bupati Bantaeng, Muhammad Nurdin dan Wakil Gubernur Sulewesi Selatan, Agus Arifin Nu’mang.  

Dalam sambutan pembukaannya, Pimpinan Wahdah Islamiyah  KH Zaitun Rasmin menyatakan rasa syukurnya karena Wahdah Islamiyah yang diprakarsai kelahirannya di Makassar, Sulawesi Selatan, bisa menggelar Muktamar ke-III - nya di Ibukota Jakarta. "Dengan Muktamar yang bertema Sejuta Cinta untuk Indonesia, Wahdah Islamiyah akan terus menebarkan Rahmat Islam seluruh pelosok Indonesia," tegasnya disambut sahutan amin oleh jamaah yang menyesaki Istiqlal.

Kepada wartawan, Zaitun Rasmin menjelaskan lebih dalam bahwa Indonesia saat ini terancam oleh narkoba dan persoalan pornografi dan pelecehan  yang mengancam generasi muda. “Ini persoalan yang sangat elementer, keluarga harus dilibatkan untuk membentengi generasi “ katanya.

Selain itu, menurut  Zaitun Rasmin juga menggaris bawahi soal peran politik ummat Islam, “Umat Islam harus mengembangkan Islam yang open minded, istilahnya, Islam yang watsathaniyah, misalnya tentang peran politik di alam demokrasi. Asal dalam perspektif politik yang bersih dan tidak menghalalkan segela cara,” tambahnya.  

“Beberapa hal penting itu yang akan menjadi bahasan dalam muktamar, nasib umat Islam dan bangsa ini,” tambah KH Zaitun Rasmin memberikan garis bawah.  

Sementara Imam Masjidil Haram Syiekh. DR. Hasan Abdul Hamid Bukhari pada tausiyahnya menyambut baik perkembangan Islam di Indonesia yang masuk ke Nusantara sebagai agama mayoritas yg penuh kedamaian. Menurutnya kesatuan umat merupakan faktor penting dalam membangun dakwah Islam dimanapun di muka bumi ini. Karenya, kebersatuan umat harus menyelesaikan sejumlah perbedaan-perbedaan dalam ajaran Islam, yang hanya merupakan sifat dari cabang-cabang ilmu ke-Islaman.

Sementara itu, Sekjen Majelis Intelektual Muda dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) KH Bachtiar Nasir, menyindir tentang sejumlah media mainstream yang masih salah dalam menyikapi keberadaan Wahdah Islamiyah di tengah masyarakat.

"Padahal saya bersama Ustaz Zaitun sudah banyak menebarkan kebaikan untuk bangsa dan umat, baik melalui wadah organisasi kami masing-masing maupun melalui MIUMI," tegas KH.Bachtiar. Seperti diketahui, Wahdah Islamiyah pernah menuntut salah satu media elektronik di Indonesia karena dimasukkan dalam golongan teroris.

Menurut rencana, secara resmi Muktamar ke-III Wahdah Islamiyah secara resmi akan dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kala pada Selasa, 19 Juli 2016 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. Muktamar yang akan berlangsung hingga 20 Juli 2016. Muktamar Wahdah Islamiyah kali ini dihadiri sekira 2500 peserta, yang berasal dari 131 DPD Wahdah Islamiyah yang tersebar di seluruh propinsi se-Indonesia. Momentum muktamar ini juga dirangkaikan dengan sejumlah agenda lainnya, seperti Daurah Nasional serta kegiatan Bazaar dan Pameran. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement