Rabu 06 Jul 2016 14:10 WIB

Fitrah, Ukhuwah, dan Kedamaian

Libur Lebaran ini Ritz-Carlton Jakarta Mega Kuningan menawarkan sejumlah promo menarik.
Foto: Republika/ Wihdan
Berbagai macam variasi kartu lebaran dijajakan penjual di Jakarta, Rabu (29/6). (Republika/ Wihdan)

Jika ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah insaniyah terjalin dengan erat dan dengan penuh kesucian, maka akan tercipta kedamaian. Karenanya, masih menurut Prof.Azyumardi Azra, fitrah, ukhuwah dan kedamaian merupakan pilar-pilar utama bagi terwujudnya peradaban yang maju dan mulia. 

Sebaliknya, jika ketiganya mengalami krisis atau hilang sama sekali, maka yang akan terjadi adalah kekacuan dan anarki yang mengakibatkan terganggunya kehidupan sehari-hari sehingga tidak memungkinkan terwujudnya peradaban umat-bangsa.  

Namun menurutnya  ada segelintir orang Indonesia yang kebetulan beragama Islam yang dipastikan bukan termasuk golongan orang-orang yang fitrah apalagi menyukai ukhuwah dan kedamaian. Karena  mereka kerap melakukan kekerasan dan terorisme, yakni aksi kekerasan yang tidak konvensional guna menciptakan rasa ketakutan meluas dalam masyarakat dan menimbulkan korban secara tidak pandang bulu (indiscriminate). 

Di pengujung khutbah, Prof. Dr. Azyumardi Azra mengingatkan,  jika kita ingin  menjadi muslim atau muslimah yang fitrah, mari tanamkan rasa damai di dalam diri kita sendiri, jauhkan hawa nafsu kemarahan dan kebencian.

Sedangkan untuk berdamai dengan dirinya, setiap Muslim harus hidup damai dengan Allah SWT dengan sepenuhnya menyerahkan diri (taslim) kepada-Nya, meninggalkan hawa nafsu angkara murka, merasa paling benar sendiri, dan memaksa orang lain dengan kekerasan untuk tunduk kepadanya. Hanya dengan mewujudkan perdamaian di dalam diri masing-masing, perdamaian dan kedamaian di antara manusia dan lingkungan hidup dapat diciptakan, tanpa kedamaian internal masing-masing, tidak  ada kedamaian eksternal. 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement