REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pimpinan Cabang Muhammadiyah Rawalumbu Kota Bekasi menggelar shalat Idul Fitri 1445 H di Halaman Parkir Plaza De’Minimalist pada Rabu (10/4). Imam dan Khatib M. Ikhwan Rahmanto, S.TP., M.Si. yang juga menjabat Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Rawalumbu, memberi pesan tentang pentingnya takwa dalam Islam.
"Tidak kurang kalimat 'Taqwa' disebutkan di dalam Alqur’an sebanyak 258 kali dalam berbagai bentuk dan dalam konteks yang bermacam-macam. Imam as-syaukani menjelaskan bahwa Taqwa adalah puncak dari segala sesuatu dari tujuan amal kebaikan yang dilakukan oleh manusia. Allah subhaanahu wa ta’aalaa telah memberi petunjuk kepada manusia semua, bahwa sebaik- baik bekal adalah dengan taqwa,"ujar Ikhwan.
Lebih lanjut, Ikhwan menyitir seorang tabi’in, Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah yang memberikan makna takwa kepada Allah itu, bukanlah terletak pada puasanya seseorang di siang hari dan shalatnya di tengah malam maupun hal–hal yang dia kerjakan di waktu–waktu itu. Menurut dia, ketakwaan kepada Allah terletak pada meninggalkan apa-apa yang diharamkan Allah dan mengerjakan semua kewajiban-kewajiban yang Allah perintahkan dan barang siapa yang telah diberi rezeki sesudah itu maka itu merupakan kebaikan menuju kebaikan.
Dia mengatakan, takwa tidak mellihat seseorang itu dari status sosial, jenis kelamin, bangsa dan negara, warna kulit, ningrat ataupun warga biasa, akan tetapi gelar takwa dapat diperoleh siapa saja yang bersungguh-sungguh untuk mendapatkanya, melalui menjalani perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
"Kini shaum Ramadan 1445 H telah usai kita laksanakan, masing-masing diri kita tentu punya kenangan tersendiri, punya catatan tersendiri. Ramadhan adalah tamu agung, semoga memberikan makna bagi kita, yakni peningkatan kualitas diri kita pasca Ramadan. Ini sejalan dengan makna syawal yaitu peningkatan,"ujar dia.
Di akhir khutbahnya, Dosen Universitas Islam “45” Bekasi ini mengajak umat Muslim baik itu pimpinan/anggota/simpatisan Muhammadiyah untuk melakukan pencerahan pasca Ramadhan. Pertama, melalui muhasabah, bagaimana kualitas shaum terutama shaum yang baru saja ditunaikan. "Sebagai hamba yang lemah tentu masih banyak kekurangan. Boleh jadi banyak peluang kebaikan dengan berbagai janji pahala besar yang pasti benar, namun kita kurang tertarik untuk mengamalkannya. Boleh jadi masih banyak perkataan dan perbuatan buruk yang jelas jelas merusak kualitas shaum kita, tapi belum bisa kita tinggalkan. Astaghfirullah,"kata dia.
Kedua, dia mengajak umat Islam mengupayakan agar shaum Ramadan menjadi berkah. berkah (barokah) artinya ziyadatul khair, yakni “bertambahnya kebaikan“. "Nah, amalan yang dekat waktunya dari shaum di bulan Ramadhan adalah shaum syawal. Menunaikannya berarti ikhtiar agar kebaikan kita bertambah,"kata dia.