REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) berinovasi menyalurkan zakat kepada penerimanya dengan menggunakan jasa kurir ojek dalam jaringan (daring) Gojek. Salah satu alasannya yakni untuk menghindari antrean panjang yang dapat membahayakan bagi para penerima.
"Inovasi zakat ini guna mendorong umat Islam untuk menggencarkan donasinya mengingat rukun Islam ke-3 ini justru kalah gencar dari rukun urutan terakhir, yaitu haji," kata Wakil Ketua Baznas Zainulbahar Noor dalam acara "Paket Ramadhan Bahagia" Jumat (17/6). .
Beberapa tahun belakangan, kata dia, penerima zakat yang berhak cenderung mendatangi secara berduyun-duyun menuju individu ataupun instansi yang membagikan donasi. Akibatnya, antrean pembagian zakat sering diwarnai mustahiq (penerima) yang antre panjang, berdesak-desakan, berebut dan bahkan membahayakan jiwa.
Ia menjelaskan kerja sama dengan Gojek itu tidak hanya distribusi zakat, tetapi juga bentuk donasi lain yang dikelola Baznas, seperti infaq dan sadaqah.
Direktur Amil Zakat Nasional Moh Arifin Purwakananta mengatakan penerima zakat seharusnya dimuliakan, bukan justru dilibatkan dalam kerumunan pengantre donasi.
Penerima donasi "Paket Ramadhan Bahagia" itu, kata dia, sesuai rekomendasi dari pemberi zakat dan Gojek sebagai penyedia layanan kurir menyalurkan donasi yang dikelola Baznas.
"Program ini juga menjadi pilihan mudah untuk masyarakat yang ingin berbagi dengan saudara ataupun orang yang ingin dibantu. Hanya dengan mendonasikan Rp200.000, maka paket sudah siap antar langsung ke alamat yang dituju," kata dia.
Dengan desain kemasan yang menarik, Baznas menargetkan 10 ribu pengiriman paket ke berbagai daerah di Indonesia. Untuk daerah yang belum tersedia ojek online maka donasi akan disalurkan melalui Baznas provinsi atau kabupaten dan kota.