Jumat 10 Jun 2016 11:48 WIB
Menjelang Pemakaman Muhammad Ali

Ali, Puisi, Donald Trump, dan Para Pengawalnya

Muhammad Ali berdoa
Foto:
Muhammad Ali bersama anak-anaknya.

Selain "jago maen pukulan", Ali pintar memilih kata yang puitis ketika hendak memperkenalkan dirinya. Bahkan, saking terkenalnya suka bicara, Ali pun dijuluki si Mulut Besar atau si Jago Omong. Beberapa kutipan puitisnya muncul di banyak kesempatan, mulai dari wawancara di televisi hingga dalam acara jumpa wartawan sebelum dan sesudah melakukan pertandingan.

Dia pun kadang memberikan nama yang puitis kepada teknik bertinjunya, misalnya menyengat seperti lebah dan melayang seperti kupu-kupu, atau menyebut keengganannya untuk terus baku pukul ketika bertinju karena "sayang akan wajahnya yang cantik".

Dalam beberapa kesempatan lain, Ali pun kerap mengungkapan pikirannya melalui serangkaian pilihan kata yang bernas dan puitis. Kepandaian ini makin berarti karena Ali merupakan pribadi yang periang, lucu, dan berwajah cerah ketika tampil di depan publik.

Salah satu contoh puisinya adalah ketika Ali berbicara tentang iman, kesabaran, cinta, dan kebahagian: "Dia mengambil beberapa cangkir cinta."

Kemampuan berpuisi inilah yang membedakan Ali dengan petinju hebat lainnya, seperti Joe Frazier, Sonny Liston, Ken Norton, George Foreman, Larry Holmes, Lenox Lewis, atau Mike Tyson. Ali tak hanya mengandalkan kerasnya pukulan kepalan tangan, tetapi dia bertinju dengan keriangan hati dan kecerahan pikiran.

Dia mengambil beberapa cangkir cinta

Dia mengambil satu sendok makan kesabaran

Satu sendok teh kemurahan hati

Salah satu pin kebaikan

Dia mengambil satu liter tawa

Salah satu jumput perhatian

Dan kemudian, ia campur kesediaan dengan kebahagiaan

Dia menambahkan banyak iman

Dan ia mengaduknya dengan baik

Lalu ia menyebarkannya selama rentang seumur hidup

Dan dia sajikan kepada masing-masing dan setiap orang layak yang ia temui

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement