Sabtu 04 Jun 2016 13:43 WIB

Muhammad Ali: Allah The Greatest!

Muhammad Ali
Foto:
Muhammad Ali

Mengenai soal pergantian namanya dalam buku otobiografinya, Ali mengaku pilihan dirinya menjadi Muslim itu dilakukan setelah merengkuh gelar juara dunia tinju pertamanya atas Sony Liston pada tahun 1964, serta masuknya dia dalam kelompok Nation of Islam (NOI) yang kontroversial. Namun, pada buku biografi Ali yang diluncurkan pada tahun 2004, Ali mengaku sudah tidak bergabung dengan NOI, tetapi bergabung dengan jamaah Islam Sunni pada tahun 1975.

Dan memang, semenjak pertengahan 1960-an, di Amerika timbul gerakan antiperang yang melahirkan sebutan lahirnya "generasi bunga". Generasi ini sangat menentang perang dan anti terhadap perbedaan ras.

Salah satu isu yang penting saat itu adalah soal perang Vietnam dan tersisihnya hak orang kulit hitam di Amerika. Saking kesalnya atas perlakukan rasial itu, Ali seraya berseloroh sering mengatakan kaum kulit putih di Amerika menganggap dirinya seperti seorang Tarzan, "Orang kulit putih yang hidup sendirian di dalam rimba belantara." Selain itu, sebagai protes atas rasialisme di Amerika Serikat, Ali pun pada tahun 1960 membuang medali emas Olimpiadenya ke Sungai Ohio di Kentucky.

Sebagai puncak perlawanan atas rasialisme dan meluasnya peperangan, maka Ali pada saat itu pun menolak mengikuti wajib militer yang mengharuskannya menjadi tentara. Ia menolak karena memang tak sudi ikut berperang ke Vietnam. Ia menyatakan tak pernah punya urusan atau masalah dengan orang Vietnam. Apalagi Vietkong (tentara pengikut panglima tentara Vietnam Ho Chi Minh) tak pernah membunuh atau menyebut dirinya sebagai seorang negro.

 "Tidak ada Vietcong yang menyerang saya. Tidak ada Vietkong yang pernah menelepon lalu menyebut saya dengan panggilan negro," kata Ali.

Selain itu Ali mengatakan, "Musuhku itu orang kulit putih, bukan Vietkong, Cina, atau Jepang. Kalian kulit putih menghalangiku mendapatkan kebebasanku, menghalangiku mendapatkan keadilan. Bahkan kalian kulit putih tak mau mendukungku untuk melakukan apa yang diperintahkan agamaku, kalian malah menyuruhku pergi dan menyuruhku bertarung padahal kalian tak pernah mendukungku saat di rumah."

Sikap menolak tetap dia pegang meski kemudian lisensi tinjunya terancam dicabut, masuk penjara, dan kehilangan gelar sebagai juara dunia. Situasi vakum bertinju ini berlangsung empat tahun dari tahun 1967-1971 atau baru berakhir ketika Mahkamah Agung AS memenangkan kasusnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement