REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kekerasan terhadap toko buku Muhammadiyah di Kabupaten Garut menjadi topik perbincangan saat ini. Selain mengobrak-abrik toko, pelaku juga merusak dan membakar kitab suci Alquran.
Namun Muhammadiyah enggan berspekulasi terkait kasus tersebut. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir tidak membenarkan jika perusakan tempo hari didalangi oleh orang-orang dari gerakan komunis.
"Peristiwa toko di Garut sedang ditangani pihak kepolisian. Kami belum tahu pelakunya siapa," katanya saat ditemui di Hotel Sahid Rich Yogyakarta, Sabtu (14/5). Namun begitu, Haedar menyampaikan, saat ini pelaku perusakan sudah ditangkap kepolisian. (Baca: Polisi Cari Tahu Pelaku Perusakan Alquran di Garut).
Menurut dia, Muhammadiyah sendiri memiliki prinsip bahwa seluruh kasus kriminalisatas harus diserahkan pada pihak kepolisian. Maka itu sampai sekarang Muhammadiyah enggan membawa isu perusakkan toko ke mana-mana sampai pihak berwajib mengungkapkan kebenaran yang terjadi. Apalagi mengarahkannya pada isu pergerakan terlarang di Indonesia.
Haedar mengimbau agar masyarakat tidak terprovokasi dengan kasus toko buku tempo hari. "Jangan sampai kita bertindak main hakim sendiri. Kita tunggu saja hasil dari kepolisian seperti apa," ujarnya.