REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Untuk memperingati Hari Bangkit Pelajar Islam Indonesia (PII) ke-69, Perhimpunan Keluara Besar (PKB) PII Bali menggelar silaturrahim di Kabupaten Jembrana, Kamis (5/5). Pertemuan dihadiri 40 peserta, berlangsung di Rumah Makan Biru Laut, Banyubiru, Negara Jembrana.
Perwakilan Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PKB-PII) di Bali, Fauzi Hasan Hajri mengemukakan, sudah 69 tahun PII berdiri, sudah banyak pula yang diperbuat.
Namun demikian sebut Fauzi, masih banyak tugas yang belum diselesaikan PII. "Jangan pernah berhenti, tugas-tugas berat masih menanti bakti dari kader-kader PII," kata Fauzi.
Dalam pengantarnya, Fauzi menyebutkan, PII terlahir dalam kondisi perjuangan fisik mempertahankan negara RI. Karenanya sebut Fauzi, kader-kader PII sudah teruji dalam situasi sulit, serta tidak pernah dimanjakan oleh fasilitas yang mewah.
PII, sebut Fauzi Hasan, bersama komponen ummat Islam ikut melawan PKI, bahkan PII menganggap anak-anak PII sebagai ancamannya.
Dalam peristiwa Kanigoro, PKI menyerang masjid yang dijadikan tempat dilaksanakannya kegiatan mental training PII. "Kita adalah saksi sejarah, tentang kejahatan-kejahatan PKI," kata Fauzi menerangkan.
Koordinator PKB PII Kabupaten Jembrana, Abdul Kholiq mengungkapkan, kader-kader PII di Jembrana cukup banyak.
Hanya saja selama ini mereka tidak pernah menunjukkan jati dirinya sebagai kader PII, dengan aktif di sejumlah organisasi politik atau organisasi massa lainnya. "Komunikasi kami secara pribadi tetap terjalin dengan baik," kata Abdul Kholiq.