REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dewan Pimpinan Pusat Pelajar Islam Indonesia (DPP PII) meminta negara-negara dunia termasuk Indonesia untuk terus meminta tanggung jawab Cina atas tragedi kemanusiaan akibat Covid -19. Virus yang menjadi pandemi itu telah mematikan seluruh sendi kehidupan di dunia.
Wakil Bendahara Umum DPP PII, Furqan Raka mengatakan pernyataan resmi dan temuan FBI Amerika Serikat terkait asal mula Covid-19 dapat menjadi bukti kuat untuk menyeret Beijing ke peradilan Mahkamah Internasional.
“Temuan FBI terkait asal muasal Covid-19 yang merenggut nyawa banyak orang menjadi ‘novum’ untuk menyeret Beijing ke Mahkamah Internasional terkait Covid-19 yang menyebabkan terjadinya tragedi kemanusiaan dihampir seluruh dunia,” kata Furqan Raka di Jakarta pada Jumat (17/3/2023).
Bukan hanya FBI, Departemen Energi Amerika Serikat yang sebelumnya sempat ragu tentang asal muasal Covid-19, kini telah ‘satu kata’ dengan FBI perihal dugaan kuat Virus Corona yang menyebar ke hampir negara-negara dunia berasal dari kecelakaan kebocoran di laboratorium Cina.
Berubahnya pandangan Departemen Energi Amerika Serikat ini, didasari dari hasil kerja intelijen baru mereka yang memiliki keahlian ilmiah yang cukup besar, termasuk dalam mengawasi jaringan laboratorium nasional Amerika Serikat.
DPP PII menilai seluruh dunia saat ini tentunya mendukung langkah FBI yang masih ‘melanjutkan kerja’ penelitian asal muasal Covid-19, yang dipercayai Amerika Serikat berasal dari Beijing.
“Saya kira sudah saatnya negara-negara dunia membuka kembali perdebatan tentang siapa biang kerok sebenarnya Covid-19 yang menjadi pandemi mematikan di dunia,” tutur Furqan Raka.
Akan tetapi, DPP PII menyangsikan Beijing berani mengakui kebocoran di salah satu laboratorium milik mereka yang sedang meneliti Virus Corona.
Apalagi, Juri Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China, Mao Ning Mao menyebut negaranya menjadi korban fitnah politisasi virus Amerika Serikat.
Beijing juga berdalih telah berbagi data dan hasil penelitian pada pelacakan virus, serta membuat kontribusi-kontribusi penting kepada penelitian pelacakan virus global, khususnya di laboratorium di wilayah Wuhan.
Wuhan adalah rumah bagi berbagai laboratorium, banyak di antaranya dibangun atau diperluas sebagai hasil dari pengalaman traumatis China dengan sindrom pernapasan akut awal yang parah, atau SARS, yang dimulai pada tahun 2002.
Temuan FBI
Sebelumnya, Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat (AS) meyakini asal muasal virus yang menyebabkan terjadinya pandemi Covid-19 yang melanda dunia, berasal dari laboratorium yang dikendalikan oleh pemerintah Cina.
Direktur FBI, Christopher Wray, mengungkapkan sebetulnya sudah lama pihaknya menduga asal-usul virus mematikan tersebut, berasal dari laboratorium milik Beijing yang berada di Wuhan, Cina.
Pernyataan FBI atas keterlibatan China saat awal mula pandemi yang meluluh lantakkan seluruh sendi kehidupan sosial ekonomi dunia ini, sebetulnya telah disampaikan pihaknya beberapa hari setelah Departemen Energi (DoE) Amerika Serikat merilis laporan yang memastikan terjadi kebocoran di sebuah laboratorium Cina, yang menjadi penyebab munculnya Covid-19.
“FBI sudah cukup lama menilai bahwa asal-usul pandemi kemungkinan besar merupakan potensi insiden laboratorium di Wuhan,” kata Christopher Wray, Kamis (16/3/2023).
Wuhan, lanjut Christoper Wray, diketahui sebagai daerah yang menjadi sumber petaka Covid-19 hingga akhirnya menjadi pandemi mematikan di hampir seluruh dunia.
Wray menyebutkan, selama ini pemerintah Cina telah melakukan upaya untuk menghambat kerja FBI dan lembaga internasional lainnya dalam mencari awal mula Covid-19.
Sejalan dengan sang direktur, media sosial resmi FBI seperti Twitter FBI, mencuit informasi jika Christopher Wray telah mengonfirmasi sejumlah biro untuk menyimpulkan asal muasal pandemi Covid-19 yang kemungkinan besar berasal dari insiden laboratorium di Wuhan Cina.