REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin menilai ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) di SMA ataupun SMK dapat membentengi siswa dari paham radikal dan ekstrem. Rohis merupakan lembaga atau perkumpulan para siswa di sekolah untuk memperkuat dan memperdalam agama Islam.
Kamaruddin mengungkapkan siswa SMA atau SMK berada pada usia yang sangat rentan terhadap berbagai pengaruh. "Apalagi saat ini mereka begitu mudah mencari sumber-sumber pengetahuan agama melalui internet," ujar Kamaruddin di Jakarta, Kamis (28/4).
Kamaruddin memandang perlu adanya pendampingan informasi keagamaan untuk para siswa disekolah melalui Rohis. Melalui Rohis pula, para siswa dapat mengembangkan karakter mereka.
Kamaruddin menjelaskan setidaknya, hampir 60 juta anak yang menempuh pendidikan di sekolah dan merupakan generasi muda yang memiliki nilai sangat strategis. Apabila moralitas mereka rusak karena paham-paham ekstrem maka generasi Indonesia akan terancam.
Demi menghindari ancaman radikal dan ekstrem, kata Kamaruddin, Rohis juga perlu direvitalisasi tentang pemahaman Islam yang benar. Jangan sampai Rohis dianggap menjadi bagian dari penyebaran paham-paham radikal, bahkan terorisme.
Menurut Kamaruddin, kesan Rohis sebagai organisas tertutup dan ekslusif harus dihilangkan. Bukan saja untuk mengantisipasi masuknya berbagai pemikiran-pemikiran radikal yang biasanya cenderung tertutup dan mengisolasi diri dari masyarakat, namun juga untuk memberikan kesempatan yang lebih luas kepada para siswa untuk belajar agama. (Baca: Rohis Diminta Jangan Tertutup).