REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bukan hal mudah untuk menjadi pengusaha. Apalagi pengusaha yang menerapkan prinsip syariah, pengusaha yang tahu mana yang wajib dikeluarkan sebagai zakat dan mana yang menjadi penghasilan bersih. Menyadari hal tersebut, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) bekerja sama dengan Laziz Babussalam (sebagai Mitra Zakat BMH) menggelar seminar dan pelatihan wirausaha.
Pelatihan yang mengusung tema 'Hijrah Menjadi Muslimpreneur Sejati Ke-2 dan Launching Program MAPAN (Mandiri Terdepan)'itu diikiuti oleh 100 peserta.
Pada kesempatan tersebut juga diluncurkan program Mandiri Terdepan (MAPAN) oleh Lukmanul Khakim, salah satu staf di bagian pendayagunaan BMH. Manajer Pendayagunaan BMH Ismail menyerahkan bantuan modal usaha secara simbolis.
Pada tahap pertama ini BMH dan Laziz Babussalam memilih sembilaan orang yang berhak menerima bantuan. “Penerima modal akan dibina oleh BMH, agar omsetnya meningkat dan spiritualitasnya juga naik,” kata Ismail.
Peserta diberikan berbagai bekal unyuk berwirausaha. Sesi pertama diisi oleh Tubagus Muallif, salah satu pengurus Laziz Babussalam. Ia memaparkan tentang bagaimana kiat menjadi muzakki, dari mustahik menjadi muzakki. Sesi kedua diisi oleh pakar internet marketing Rawi Wahyudiono yang menitikberatkan kepada bagaimana cara mendongkrak penjualan melalui internet.
Sesi ketiga diisi Ato Sunarto yang memberikan tips bagaimana kemasan yang menarik di pasaran. “Makanan yang dikemas menjadi kemasan yang bagus akan mempunyai nilai jual yang lebih,” ujar Ato.
Sesi terakhir adalah belajar membuat kue yang dipandu Iwin Winarti. Ia seorang pemilik usaha kue yang sudah sukses menjajakan kuenya di internet maupun direct selling. Bahkan ia juga membuka kelas membuat kue.




