Jumat 15 Apr 2016 13:00 WIB

Mengenal Sejarah Mushaf Utsmani

Rep: c39/ Red: Hafidz Muftisany
Alquran
Tahun ini Alquran sudah diterjemahkan ke dalam sembilan bahasa daerah.

Orang yang mula-mula menaruh perhatian terhadap kemungkinan pertikaian yang terjadi di kalangan masyarakat Islam dalam hal bacaan Alquran adalah Huzaifah bin Yaman. Keadaan tersebut kemudian disampaikan kepada Khalifah Utsman agar mendapatkan penyelesaian.

Langkah awal yang dilakukan Khalifah Utsman adalah meminta kumpulan naskah Alquran yang disimpan Hafsah binti Umar, yaitu kumpulan tulisan yang berserakan pada zaman pemerintahan Abu Bakar. (Ensiklopedi Islam Jlid 5, hlm 142).

Khalifah Utsman kemudian membentuk suatu badan atau panitia yang diketuai Zaid bin Sabit, sedangkan anggotanya adalah Abdullah bin Zubair serta Abdurrahman bin Haris. Tugas yang harus dilaksanakan oleh tim tersebut adalah membukukan lembaran-lembaran lepas dengan cara menyalin ulang ayat-ayat Alquran ke dalam sebuah buku yang disebut mushaf.

Dalam pelaksanaannya, Khalifah Utsman mengintruksikan agar penyalinan tersebut harus berpedoman kepada bacaan mereka yang menghafalkan Alquran.

Seandainya terdapat perbedaan dalam pembacaan, maka yang ditulis adalah yang berdialek Quraisy, karena Alquran diturunkan dalam bahasa Quraisy. Bahasa  Quraisy merupakan bahasa yang paling mulia, bahasa yang digunakan oleh Rasulullah SAW, bahasa yang paling tinggi kedudukan tata bahasanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement