REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan kondisi madrasah yang ada di Jakarta sangat beragam. Ada yang sudah baik dari sisi kualitas proses belajar mengajar dan alumni yang dihasilkan, serta memiliki sarana prasarana memadai sebagai faktor penunjang. Namun tak sedikit ada beberapa madrasah yang kondisinya menengah serta masih minim.
"Bantuan bagi madrasah yang masih minim fasilitas merupakan menjadi kewajiban seluruh pihak tidak terkecuali pemerintah," ujar dia di Yayasan Pendidikan Islam (YAPIS) Oesmaniyyah, Tanjung Priok, Jakarta Utara,Selasa (5/4).
Banyak madrasah yang dikelola oleh swasta, salah satunya YAPIS Oesmaniyyah. Meskipun masih sederhana, ternyata masyarakat sekitar masih peduli untuk membantu pembangunan madrasah tersebut. "Negara memfasilitasi dengan bantuan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan," jelas dia.
Meski kondisinya memprihatinkan, pemerintah terus berupaya meningkatkan bantuan kepada madrasah swasta. Kemenag pun telah memberikan bantuan Rp 150 juta kepada madrasah tersebut. Dengan begitu, Menag berharap dapat membantu membangun ruang kelas yang saat ini sedang proses berjalan.
Sekretaris YAPIS Oesmaniyyah Syifa Awalia mengatakan kendala utama yang dihadapi madrasah yang dikelolanya adalah sarana dan prasarana. Saat ini mereka hanya memiliki lima tiga ruang kelas. Seharusnya mereka harus memiliki lima kelas dengan 72 murid yang ada.
"Sebelum mengenal moving class sejak awal berdirinya sekolah ini, kami sudah moving class, masuk pukul 06.30, anak-anak masuk kelas yang berada di masjid," ujar dia.
Tidak hanya masjid yang dialihfungsikan sebagai ruangan kelas, perpustakaan, dan laboratorium karena keterbatasan kelas. Mereka pun terpaksa menggunakan proposal untuk mengajukan bantuan pembangunan madrasah. "Guru-guru kami sebagian besar adalah ustaz, sehingga sering membawa proposal untuk mengajukan bantuan," jelas dia.