Jumat 01 Apr 2016 10:32 WIB

Meninggalkan Uzlah, Berangkat Jihad

Kaus anak ibu asal Prancis yang bertuliskan 'Jihad'.
Foto: xinhuanet.com
Salah satu pasukan Jihad Islam Palestina

Jihad lebih utama ketimbang uzlah. Dalam Hadis riwayat Bukhari dan Muslim, menjawab pertanyaan "Manusia manakah yang paling baik?", Rasulullah menjawab, "Seorang yang berjihad dengan diri dan hartanya dan seorang yang tinggal di bukit terpencil beribadah kepada Rabbnya dan meninggalkan manusia karena kejahatannya". 

Sebagian ulama mendefinisikan jihad sebagai "segala bentuk usaha maksimal untuk penerapan agama Islam dan pemberantasan kezaliman serta kejahatan, baik terhadap diri sendiri maupun dalam masyarakat." Ada juga yang mengartikan jihad sebagai "berjuang dengan segala pengorbanan harta dan jiwa demi menegakkan kalimat Allah (Islam) atau membela kepentingan agama dan umat Islam". 

Motivasi jihad dalam Islam antara lain tercantum dalam QS. At-Taubah: 13-15 dan An-Nisa: 75-76, yakni mempertahankan diri, kehormatan, dan harta dari tindakan sewenang-wenang musuh; memberantas kezaliman yang ditujukan pada umat Islam; membantu orang-orang lemah; dan mewujudkan keadilan dan kebenaran. 

Jihad juga bermakna "perang melawan kaum kafir atau musuh-musuh Islam". Pengertian seperti itu antara lain dikemukakan oleh Imam Syafi'i bahwa jihad adalah "memerangi kaum kafir untuk menegakkan Islam". Juga, sebagaimana dikemukakan oleh Ibnu Atsir, jihad berarti "memerangi orang kafir dengan bersungguh-sungguh, menghabiskan daya dan tenaga dalam menghadapi mereka, baik dengan perkataan maupun perbuatan". 

Kewajiban jihad dalam arti khusus ini (berperang) tiba bagi umat Islam dengan syarat: jika agama dan umat Islam mendapat ancaman atau diperangi lebih dulu (QS. 22:39, 2:190) serta mendapat gangguan yang akan mengancam eksistensinya. Syarat lain, asalkan jihad tersebut untuk menegakkan kebebasan beragama (QS. 8:39) dan hendak membela orang-orang yang tertindas (QS. 4:75). 

Semangat jihad (ruhul jihad) adalah sumber utama kekuatan Islam. Jika umat Islam sudah berjiwa mujahid, yang sanggup berkorban apa saja demi kepentingan Islam, maka kejayaan agama dan umat Islam akan terwujud dan langgeng di muka bumi ini.

Semangat jihad akan menjadikan umat Islam menggerakkan segala kemampuannya untuk menegakkan kalimat Allah (li'ilaa kalimatillah). Yang ada dalam diri seorang mujahid adalah keinginan untuk mencapai keridhaan Allah SWT walau harus dengan kehilangan nyawa (mati syahid). 

 

 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement